Senin, 21 Januari 2019

Gregetan


.
"Kalo 14 % sama dengan berapa per seratus?" Tanya ku ke seorang murid sore itu.
.
"Aa..eem..a.." Wajahnya pucat, bingung diiringi senyum kecut. Ia tak paham harus menjawab apa.

Padahal baru saja aku jelaskan tentang apa arti dari persen. Sebenarnya ini mudah, karena ia harusnya hanya perlu menjawab angka 14 adalah pembilang dari pecahan per seratus itu. Tapi begitulah jika belum paham, mau semudah apapun, jawaban itu takkan keluar dari mulutnya.

Aku menghela nafas, "Huufft..."
Beginilah keseharianku sebagai guru bimbel SD, khusus pelajaran matematika. Tak mudah memang. Ujian berulangnya adalah menahan marah ataupun gregetan.

Bisikan hati, "Hei kamu pun dulu pernah begini, jangan  marah, kendalikan intonasi suara dan ekspresimu." , "Ayo perlahan-lahan coba jelaskan lagi padanya." terus-menerus aku gaungkan.

Saat benar-benar bingung akibat sang murid tak juga paham, aku biasanya akan tersenyum pusing sendiri di depan anak-anak itu. Bahkan, aku sering kali mengusap-usap wajah dan kepala anak-anak itu, sembari memanggil mereka dengan sebutan tertentu.

Panggilan 'Anak Pintar', 'Anak Sholeh' maupun 'Anak Ganteng' adalah yang sering aku tujukan pada mereka saat merasa gregetan. Mungkin hal itu terdengar aneh untuk ukuran orang yang kesal. Yap, karena aku tau, setiap ucapan adalah doa. Bahkan di saat gregetan, menahan marah pun, aku tetap harus memastikan lisanku berkata baik.

Namun, gregetan itu seketika akan hilang dan berganti senyum sumringah disertai rasa lega, saat mereka akhirnya memahami apa yang aku ajarkan. Senang nya bukan main. Meski gregetan, mereka kan tetap murid-murid ku. :)
.
@30haribercerita #30hbc1909

Tidak ada komentar:

Posting Komentar