Minggu, 07 September 2014

Aku ini hanya berusaha baik, namun belum tentu sebaik itu..

Aku teringat dengan Doa sahabat Abu Bakar ketika banyak mendapatkan Pujian, beliau berdoa..

اللَّهُمَّ أَنْتَ أَعْلَمُ مِنِّى بِنَفْسِى وَأَنَا أَعْلَمُ بِنَفْسِى مِنْهُمْ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّوْنَ وَاغْفِرْ لِى مَا لاَ يَعْلَمُوْنَ وَلاَ تُؤَاخِذْنِى بِمَا يَقُوْلُوْنَ

Allahumma anta a’lamu minni bi nafsiy, wa anaa a’lamu bi nafsii minhum. Allahummaj ‘alniy khoirom mimmaa yazhunnuun, wagh-firliy maa laa ya’lamuun, wa laa tu-akhidzniy bimaa yaquuluun.

Artinya :
Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka.
(Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 4: 228, no.4876. Lihat Jaami’ul Ahadits, Jalaluddin As Suyuthi, 25: 145, Asy Syamilah)

Aku ingin membiasakan Doa ini, sahabat sekaliber Abu Bakar saja masih merasa begini, harusnya begitupun aku yang tak punya titel sebaik beliau.. :)

Sakit itu bukan karena Allah tak sayang kita..

Itu karena rasa Cinta Nya :)
Melihatnya menangis..
sesenggukan..
Rasanya tangis itu telah lama coba ia tahan,
mungkin agar terlihat tegar dihadapan sosok tercinta nya, Ibu.
Aku pun mengelus punggung nya pelan, sembari mengatakan,
"Lepaskan saja, menangislah, jangan ditahan. Tak ada yang salah dengan menangis"
Mulailah tangisannya terdengar makin jelas dan sesenggukan.
Terlontar isi hatinya, "Aku capek minum Obat!" sembari diiringi tangisnya.
Memang jelas terlihat wajahnya yang sangat terpaksa dan agak tersiksa ketika meminum obat kaplet dan tablet dari dokter itu.
Walhasil, bujukan-bujukan itu sedikit banyak berhasil membuat dia akhirnya mau memakan jatah makan siang itu, agar selanjutnya bisa menenggak obat-obat kesembuhan itu.
" Yang sabar, orang sakit itu sedang Allah gugurkan dosa nya, lagi diuji apakah ia mampu melewatinya?" "Bukan berarti karena Allah tidak sayang sama kita.. Yang sabar ya."

Dia memang terlihat tegar, tawaranku untuk menyuapinya ditolak, dan dia lebih memilih untuk makan dengan tangannya sendiri, walaupun tangannya nampak bergetar kala menyendok sup dan bubur itu.

Ya Allah sehatkanlah ia, jadikanlah ia anak yang bisa menyejukkan hati dan pandangan kedua Orang Tua nya.aamiin. Yang bisa membanggakan kedua orang tua nya di dunia juga di akhirat.

*teruntuk adikku yang tangguh dan ibu yang begitu mencintai anak bungsunya, yang begitu ikhlas dan berjuang memberikan yang terbaik untuk anaknya. Dan anak yang begitu tegar dan pengertian hingga tak ingin menjadikan  ibunya susah dan penuh peluh, walaupun rasa cinta nya selalu ia tutup-tutupi dengan omelan kepada sang ibu. Dik, lemah lembutlah kepada ibu, karena ia mendidik mu dengan penuh harap dan penuh cinta*

Syafakallaaaah, hari ini sudah diperbolehkan pulang dari Rumah Sakit :)

Hikmah Perjalanan Selama di Bandung..

Gerbang Lama UNPAD sebelum ada jajanan di sepangjang jalan bagian dalam

Bandung, kota yang udara nya jauuuh lebih sejuk dari Semarang. Jatinangor tepatnya aku menetap 24 jam saat itu. Kota ini, dekat dengan Kampus, sangat amat mengingatkan aku tentang UNDIP, kampus tersayang (walaupun banyak kekurangan disana-sini.hhe)

Di 'Nangor' aku dibiasakan adikku untuk berjalan kaki, dari kos-kampus ataupun sebaliknya. Yah, hikmah nya, aku jadi terpaksa untuk olahraga ringan selama berada di kota ini. GOR nya yang ada di dalam kampus, agak membuat aku iri, karena berbeda dengan UNDIP yang Stadionnya berada diujung dan tak terjangkau angkot kecuali dengan permintaan khusus.

Di UNPAD ini juga aku menengok Masjid baru dan bangunan Rektoratnya yang ternyata, bentuknya mengingatkan kami pada bentuk segitiga tak sempurna Illuminati (mgkn ini hanya asumsi..). Kami juga membicarakan masjid baru di UNPAD, yang ternyata didapati banyak keluhan tentang fasilitasnya, padahal itu baru saja dibangun.

Perjalanan ke Bandung (Part II)

Pagi itu kami bangun, agak kesiangan memang namun tetap kami bisa beranjak ke GOR UNPAD sekitar jam 6 pagi. wuuush, begitu keluar kos-an. WAAWW, udara nya sangat dingiiiiiiin! Menusuk tulang rasanya, rasanya ingin meringkuk saja agar tak disadarkan lagi oleh udara dingin ini. Dan lagi untuk kesekian kalinya, kami pun berjalan kaki beranjak ke GOR UNPAD, belum lari kami sudah pemanasan kaki dengan lari ini (Hhehe). Sampailah kami di GOR, sudah cukup banyak yang ternyata sudah mulai untuk juga berolahraga lari pagi ini. Kami pun pemanasan dan setelah itu mulai berlari. Aku bertekad, minimal aku harus lari 3 kali putaran tanpa berhenti, minimal ini menyamai rekorku saat lari di Stadion UNDIP kampus tercinta (ceilee). Satu putaran berlalu, masih berharap agar aku segera berkeringat, namun yang aku dapati tangan ini semakin kedingii~nan. Masih terus aku lanjutkan hingga sampailah di akhir putaran ketiga, dan setelah itu aku mulai berjalan untuk mengatur nafasku yang tadi nya memburu. saat saat itu aku pun agak takjub dikarenakan sebuah cerita tentang kebiasaan salah satu teman rumrum yang terbiasa lari 5 kali putaran tanpa berhenti kemudian berjalan biasa satu putaran dan diakhiri lagi dengan lari sebanyak 5 putaran lagi tanpa henti. WOW!! aku bisa ga ya sekeren itu? :3

Desak-desakan dengan MaBa
Seusai lari, kami berencana untuk mengelilingi UNPAD menggunakan sebuah angkutan umum gratis yang ada di dalam kampus UNPAD ini. Ada yang di sebut angkot, ada juga yang disebut odong-odong (apa mungkin bentuknya seperti odong-odong di sekitar rumah? Hhehe). Kami pun mengantri dan ikut berbaris diantara sejumlah MaBa (Mahasiswa Baru) yang masih dalam masa orientasi jurusannya masing-masing. Yang ternyata persaingan menaiki odong-odong untuk keliling kampus pada jam-jam ini sangat lah 'keras', karena kecurangan mengantri berada dimana-mana (karena antrian yang ada semakin maju dan banyak kali desak-desakan terjadi, bahkan penyelakan antrian juga sering terjadi), mungkin ini dikarenakan jadwal kuliah jam8 pagi ini. Kami pun memutuskan untuk ke ATM ambil uang untuk persiapan pergi ke TSB dan sarapan dulu, sembari menunggu jam 8 dimana pengguna dan antrian sudah jauh lebih sepi di banding jam-jam ini.

Bubur AKIKO


Odong-Odong di UNPAD

Dan benar, antriannya lebih sepiiiiiii...
kami pun akhirnya berhasil naik odong-odong, di bagian bangku belakang. dan Rumrum pun menjadi guide yang baik menjelaskan satu persatu nama tempat yang kami lalui, termasuk cerita tentang bentuk bangunan di UNPAD (terutama rektoratnya), yang sangat terindikasi seperti bentuk segitiga tak sempurna (terlintas tentang Illuminati). Hingga dia ceritakan tentang danau di UNPAD, dimana ada beberapa orang yang suka mencoba naik perahu menyebrangi danau itu. Kampus ini terlihat adeeeem, dikarenakan ada banyak hutaan dan tempat rindang disini, pun banyak sekali tempat yang bisa di jadikan tempat berkumpul mahasiswa-mahasiwa di sini. *Ngiriii*

Perjalanan ke Bandung (Part I)


Waroeng Steak Jatinagor
Bandung. Kota yang kusinggahi selama hidupku baru tiga kali bersamaan dengan kunjungan ku kali ini. Yap, tanggal 2 September 2014 ini aku mengunjungi kota itu untuk menjenguk adikku yang juga sudah kujanjikan untuk pergi refreshing ke suatu wisata indoor di bilangan Gatot Subroto, Bandung.

Pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Cileunyi, terminal terdekat dengan kos-an adikku, daerah Jatinangor Kabupaten Sumedang. Yap, sekedar informasi, adikku adalah salah satu mahasiswa di kampus Matematika FMIPA UNPAD, tepatnya angkatan 2012. malam itu sekitar jam 19.30 WIB aku sampai di Cileunyi dan beranjak turun bis untuk menemui adikku yang sudah berjanji akan menjemputku di sana. Menunggu sekitar 10 menit, tak lama aku melihat seorang gadis melambai dan mulai mendekati aku yang sedang menunggu, dan benarlah itu adalah Rumaisha, adik pertama ku. Kami bersalaman dan kemudian bergegas menaiki angkot hijau menuju arah kosannya. Di angkot, aku menceritakan kondisi ku yang belum makan malam dan sangaaaat lapar. Dan sejurus kemudian, dia hadirkan beberapa tawaran tempat makan, dan wow nya, pilihan yang diberikan terdengar seperti tempat makan yang 'agak mewah' untuk kalangan mahasiswa jelata yang terbiasa dengan biaya makan murah di Semarang. Namun, ternyata pilihan ku untuk makan jatuh di Waroeng Steak, pikirku, mumpung aku lagi ada uang (Hhehe).

Sesaat, turunlah kami dari angkot dan tak lama sekitar 7 menit berjalan ke arah Waroeng Steak tersebut. Sampainya di sana, Rumrum bertemu dengan beberapa temannya, dan mencoba memperkenalkan aku ke kawan yang ditemuinya, yang kata salah satu dari mereka, aku tak terlihat mirip dengan adikku yang satu ini. Basa-basi pun dilakukan, termasuk bertanya tentang alasan kedatangan ku dari Semarang ke Bandung, dan berakhir dengan ancer-ancer angkutan umum menuju Trans Studio Bandung, tempat destinasi kami esok hari.

Selama menunggu makanan datang, banyak yang kami bincangkan, mulai dari kisah 2 TAB (baru)  dari Smartfren yang dia dapat dari hadiah Kuis selama 1 Bulan penuh saat puasa dulu, hingga kabar kondisi kampus nya. Semua kami bincangkan, dan tanpa sadar aku mengamati dan mendengarkan dengan seksama lagu yang diputar di Waroeng Steak ini, "Edcoustic", Yap salah satu grup akustik Nasyid asal bandung. saat bertanya kepada Rumrum, dia mengakui ini hal yang biasa, toh pun pemilik 'WS' ini juga seorang 'ikhwah', begitu papar nya. Setelah mendengarnya akupun senyum-senyum sendiri, dan mulai menemukan perbedaan antara di Semarang dengan di Bandung. :)

Senin, 01 September 2014

Nasyid Ali Sastra - Doaku

sejenak telinga ini sempat disibukkan dengan musik-musik di radio terkenal itu, ya jujur lagu-lagu itu bukanlah lagu yang islami.. agak menyesal memang, dan aku kini sedang berusaha untuk mengurangi nya.. Sempat mendatangi sebuah acara Kumpulan Da'i Semarang, dimana ada hiburan nasyid yang dihadirkan di sana, dan terdengarlah salah satu nasyid yang membuat hati ini tertarik, selain karena suara penyanyi nya yang baguus banget, tapi ternyata lagu ini pas banget dengan kondisi setelah pertemuan itu.
(Ini ku rekomendasikan untuk saudari ku, semoga Allah lekas menjadikan hati nya condong kepada takdir terbaik nya :') )

Ali Sastra - Doaku

Mohon dengarkan Aku malam ini

Untuk ringankan langkah kaki dengarkan

Doaku semoga aku tak terlambat memberi yang terbaik dari hidupku

Semoga kau terima semua ibadahku

Masukkanlah diriku untuk kekal di Surgamu

Mohon pilihkan dari yang kupinta

Pilih yang terbaik untukku

Doaku….

Doaku semoga Aku tak terlambat

Memberi yang terbaik dari hidupku

Semoga Engkau terima semua ibadahku

Masukkanlah diriku untuk kekal di Surga-Mu 
*tetap senyum dan tetap semangat*

Maha Suci Allah dari segala kesalahan

Pertemuan kemarin (31/8), akhir dari bulan Agustus yang menyejarah bagi memori hati ini.

Menyadari sekali lagi, bahwa rasa cinta kita kepada orang-orang terdekat kita terkadang belum tentu jelas terlihat, hingga sampai pada saat ketika kata-kata jelas terucap bahwa tindakan kita merupakan wujud dari rasa CINTA, PEDULI, dan senantiasa berusaha menguatkan. Walaupun saat itu (kemarin,-red) aku merespon kata-kata cinta itu dengan rasa sesak. sesak, karena menyesal.

Bagaimana perasaan mu saat mendengar sebuah pertanyaan retoris dari guru spiritual mu,
"Sebenarnya apa yang telah saya sampaikan adalah untuk menguatkan kalian. Apa semua yang sudah saya sampaikan tidak sampai -di hati- kalian ?"

DEGG!!

Pertanyaan itu berlanjut dengan sebuah pernyataan, bahwa sebenarnya beliau selalu berusaha mengutamakan a'dho nya, berharap yang terbaik, dan terakhir.. selama ini ternyata beliau jelas membaca raut wajah 'gelisah' dari kami semua, beliau berusaha menguatkan kami.

Ampuni kami Ya Rabb, mungkinkah kekhawatiran dan kegelisahan ini adalah pertanda bahwa kami belumlah total dalam meyakini takdirMu?

Ampuni kami Ya Rabb.. Sesungguh nya benarlah Maha Suci Engkau dari segala kesalahan, pun begitu juga dengan takdirmu, tak pernah akan ada yang salah dengan itu semua, maka apa lagi yang perlu kami ragu kan?

*refleksi pertemuan terakhir di bulan agustus ini*