Rabu, 15 Februari 2017

Dua Cinta..

Ibu..
Senyumnya..
Masakannya..
Rasa khawatirnya..
Doa-doa tulusnya..
Mengiringi perjalanan hidup semua buah hatinya..

Terlebih ibuku..
Rasa lelahnya bekerja..
Omelan-omelan nya..
Waktu berharga nya menyiapkan segala kebutuhan di sela karir nya..
Uang-uang jerihpayahnya yang mencukupkan segala pinta anak-anak nya..
Tetes air mata atas setiap rasa marah dan ketidak-kuasaan dirinya menasehati anak terkasihnya..
Doa-doa nya yg bertubi ia haturkan untuk kebaikan buah hatinya..

Ummi.. cinta nya tak mampu ku ukur dg takaran indera..

Ayah..
Candaannya..
Kerelaannya..
Ketegasannya..
Betapa posesifnya..
Menelusup ke ruang kehidupan anak anak tercintanya..

Terlebih Ayahku..
Rasa ingin tau nya..
Sesekali, sikap cueknya..
"Pujian pujian" ironi nya..
Senyum yang menampakkan rasa bangga nya..
Ucapan ucapan doa untuk anak-anaknya..
Kesiap-siagaan nya menjemput anak tersayang..
Kesabarannya menahan rasa marah terhadap setiap kenakalan anak-anak nya..
Rasa lelahnya seusai mencari nafkah sehari penuh..

Abi.. semangat dan kegigihannya begitu melekat jelas di setiap ingatan tentang nya..
Aku yakin abi jg mencinta, namun dengan cara yg berbeda,
Bukan dg tangis khawatir,
Melainkan dg menghadirkan senyum kebanggaan..
Melihat semua putra putri nya berhasil menggapai asa..

Kalian yang aku cinta..
Tak kuasalah bibir menyatakan langsung semua cinta,
Karena belumlah selesai lisan mengeja rasa,
Tetes air mata pastilah lebih dahulu selesai bicara..
Menceritakan betapa cinta ku kepada kedua nya, tak mampu dibendung indera..

Berharap keberkahan dr Allah Ta'ala selalu membersamai kedua nya. Aamiin.

Selasa, 14 Februari 2017

Hatimu Mengeja, Takdirmu yang lebih Berhak Bicara

Getaran hati yang menggilitik sanubari..
Kagum pandangan mata akan sosok manusia..
Yang fisiknya tak seberapa, namun akhlaknya seolah bicara..
"Aku seorang pria, yg sedang berusaha memperlakukan wanita dg sebaik-baiknya"
Tutur lisannya, menggugah..
Gagasan cerdasnya, membuka hati ku..

Apakah ini "dia" ?

Semua yg kurasa tak pernah aku nikmati..
Aku hanya diam dalam penantianku..
Barangkali bukan "dia" yg Tuhan kirim untukku..
Maka rasa ini cukup aku saja yg tau,
dan Tuhanku yang menjadi saksi bahwa aku menunggu..

Tak banyak berharap tentang nya, namun tak ku elakkan bayangan "dia" seringkali buatku terjaga..
Tuhanku.. jaga aku..
Jaga aku dari rasa sakit karena terlalu berharap..
Jaga aku agar segala yg aku damba, sesuai dg yg Kau jadikan rencana

Maafkan tangisku, atas kekhawatiran ku akan rasa..
Yg sebenarnya tak ada berbalas rasa..
Karena hanya aku dan Tuhanku yg membincangkannya..
Sedang "dia" takkan pernah kuberitahu, sampai Tuhanku benar menakdirkan kita..

Kalaupun kita bukanlah takdir yg satu,
Aku yakin Tuhanku yg lebih tau..
Tentang siapa yg lbh baik telah disiapkanNya untukku..

Aku mencoba tak ragu,
Atas setiap asa yg tak sampai
Atas setiap rasa yg tak terungkap
Atas setiap cinta yg tak berbalas..

Karena aku berharap, aku selalu mencinta "dia" karena Tuhanku saja..
Maka saat Tuhanku tak memperkenankannya,
Cukupkan sabar..
Dan yakini bahwa kau dan hatimu sedang menghamba pada Dia Yang Maha Kuasa
Aamiin.

*copas dari seorang teman*

Minggu, 12 Februari 2017

Orientasi..

Orientasi.
Apa arti orientasi?
bisakah kita samakan dengan arti niatan dalam berbuat sesuatu?

Menuju dunia yang sesungguhnya (red; Pasca Kampus), banyak hal yang mulai menghantui. Umumnya adalah tentang pekerjaan dan khususnya adalah tentang pernikahan. Yah kita skip dulu bagian tentang pernikahan ya...

Pekerjaan..
Sarjana yang baru saja lulus, sering mengalami kegalauan dan kekhawatiran berlebihan tentang ini. Apakah aku termasuk? Ya.. hal ini juga menjadi bagian yang sempat aku khawatirkan. Terlebih aku juga punya saudara kandung yang juga tak selang sebulan aku wisuda, ia juga diwisuda. Ini secara tak langsung jadi perihal yang memancing rasa persaingan antara aku dan adikku ini. Dia yang begitu semangat mencari pekerjaan dengan bolak-balik mencari informasi di Internet, tentang lowongan pekerjaan untuk fresh graduate atau pun perusahaan yang membuka rekrutmen untuk MT (Management Trainee). Sedangkan aku, tak segercep (gercep; gerak cepat) itu mencari-cari info lowongan. Bukan berarti aku tak mencari ya, hanya tak sesering adikku saat mencari info lowongan kerja. 

Lahir di keluarga yang cukup Islami, dengan ibu sebagai seorang pegawai BUMN, cukup banyak berpengaruh terhadap cara pandang hidup kami (anak-anaknya).

Makna Pekikan Takbir itu..

Masjid Istiqlal (Sabtu, 11 Februari 2017)

"Allahu Akbar!!" , "Takbiir... Allahu Akbar!!"

Sahutan takbir itu begitu jelas terdengar, menggema di seke
liling Masjid Istiqlal. Itu terdengar sangat lantang, menggambarkan keberanian yang begitu besar.

"Kalian siap bela Allah??
"Siaap!!"
"Kalian siap bela Islam??"
"Siaap!!"
"Kalian siap bela Qur'an??"
"Siaap!!"
"Kalian siap bela Ulama??"
"Siaap!!"
"Takbiir..!"
"Allahu Akbar!!"

Suara khas sang ustadz Habieb Rizieq Syihab (HRS) terdengar memimpin seruan takbir itu, kepada semua  peserta AKSI 112 siang itu.

Rabu, 08 Februari 2017

Wanita Sabar itu Bernama Maryam

Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). (QS.Ali Imran : 42)
Sangat tak asing mendengar nama salah satu wanita terdahulu yang Allah jaga dirinya dari segala kemaksiatan dan celaan manusia, Maryam binti Imran, seperti yang telah disampaikan Allah Ta’ala melalui Jibril dalam Surah Ali Imran ayat 42 tersebut.
Siti Maryam dikenal sebagai Anak dari Imran-Hanna dan merupakan keponakan  dari Nabi Zakaria, ayahnya meninggal sebelum Maryam dilahirkan, hingga akhirnya ia diasuh dan dibesarkan oleh Nabi Zakaria dan Istrinya. Dimana sepanjang hidupnya ia habiskan untuk beribadah di dalam mihrab sebuah kuil di Baitul Maqdis, sehingga ia dikenal sebagai wanita yang ahli ibadah.
Hingga Rasulullah pun Menyebut Siti Maryam sebagai wanita utama di masa terdahulu. Mengapa bisa begitu? Jika mau menilik kehidupan beliau, bisa kita simpulkan bahwa keutamaan itu datang dari kesabarannya dalam menghadapi ujian. Perlu sepertinya kita runut kehidupan sulit seperti apakah yang dihadapi Wanita sabar bernama Maryam ini, agar dapat kita ambil hikmah dari padanya...

Faktor Penting Perubahan !!

Berubah. Apa sebenarnya definisi dari berubah?
ubah vberubah/ber·u·bah/ v 1 menjadi lain (berbeda) dari semula 2 bertukar (beralih, berganti) menjadi sesuatu yang lain  3berganti (tentang arah).

Tentu segala yg berubah dalam kehidupan manusia (menurut fitrahnya), selalu diharapkan  menuju ke arah yang lebih baik. Jadi jika ada perubahan yang justru ke arah lebih buruk, merupakan sesuatu yang menyalahi hasrat fitrah manusia itu sendiri.

Tulisan ini saya tulis berdasarkan pengalaman, maaf jika mungkin dirasa ada ketidaksesuaian dg teori yg sdh ada.

Saya menemukan beberapa fenomena tentang proses berubahnya suatu kondisi kepada kondisi yg lain. 

Ada fenomena Anak yang bandel (tidak taat aturan sekolah, hingga beberapa kali dikembalikan kpd orangtuanya oleh pihak sekolah) yang kemudian sedang berusaha dan terus menerus dipaksa (didorong) untuk berubah jadi anak yang baik.

Ada fenomena Mahasiswa tingkat akhir yang tadinya malas dan tidak bersemangat untuk bersegera menyelesaikan skripsi nya, perlahan berubah dan menjadi pribadi yang bersegera dlm hal skripsi yakin justru hingga kini terus menyemangati dan mendoakan sahabat-sahabatnya yg masih berjuang menyelesaikan skripsinya.

Ada pula fenomena Orangtua yang tadinya sangat amat memanjakan anak laki-laki bungsu nya (hingga mengiyakan semua permintaan si anak, baik karena dipaksa sang anak, ataupun karena iming-iming materi untuk si anak agar mau menurut kepada orangtua), berubah perlahan menjadi orangtua yang berusaha tegas dan komitmen tentang konsekuensi dr setiap pelanggaran aturan oleh sang anak.

Cukup. Akan saya batasi pembahasan ini pada konteks tersebut, sesuai yang saya temui.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk kemudian berubah ke arah yang lebih baik. Menurut pengalaman saya diantara nya :
  • Hidayah dari Allah
  • Lingkungan yang Mendukung
  • Pribadi yang Semangat Berubah    

Dilema? Tolaklah dengan Bijak..

Mendekati semester akhir kuliah, dilema tuntutan akademik dengan tuntutan amanah da'awi sering menghampiri para aktivis da'wah di kampus. Banyak kekhawatiran, masih adanya amanah yang menghinggapi pundak banyak diyakini akan memicu keterlambatan masa selesai studi nya. 

Ironis nya, sebagai diri yang sering dikuatkan dengan dalil, "Barangsiapa yang menolong agama Allah, maka akan Allah teguhkan kedudukannya", masih mungkin dihampiri keraguan. Mereka mulai bimbang, saat mendapati realitas yang berbenturan, antara keterbutuhan da'wah dengan permintaan orang tua untuk menyelesaikan tuntutan akademik dengan segera. 

Manusia, begitulah.. logika nya selalu lebih condong pada pilihan yg terlihat secara fisik. Sementara pilihan pilihan yang nampak abstrak dan non materil seperti Rahmat Allah, Pahala dan Balasan Surga dirasa bukanlah iming-iming yang cukup menggiurkan untuk beberapa saat ke depan. 

Tawaran akan keterbutuhan di amanah-amanah kampus yang menghampiri pun satu per satu ditolak. DITOLAK!! Dengan tegas dan tanpa ada pertimbangan, dengan lantang nya ditolak mentah-mentah. Subhanallah.. Wallahi, sesungguhnya bukan amanah da'wah itu yang membutuhkan mereka, tapi merekalah yang sesungguhnya membutuhkan nya sebagai hujjah kesungguhan nya dlm berda'wah di hadapan Rabb nya. Dengan atau tanpa mereka, sesungguhnya Da'wah akan terus berjalan bersama dengan para pemikulnya yg saling mencintai krn Allah dan Allah pun mencintai mereka.

Wahai kalian yang katanya punggawa da'wah. Kalian gagah bukan karena banyaknya tawaran amanah da'wah yang menghampiri. BUKAN! Yang membuat derajat kalian mulia di hadapan Allah adalah kerja-kerja berkah kalian dalam menolong agama Allah. 

Manusiawi, jika apa yangg tak nampak akan menimbulkan kegundahan. Namun, timbang dan tolaklah dengan bijak, timbang dan tolaklah dg ikut mengambil bagian solusi untuk segala hal yang kalian tolak. Jangan merasa sombong bahkan jual mahal karena jabatan kampus yg dulu pernah kalian sandang, jangan saudaraku! Hati-hati segala kesombongan itu akan menghapus segala kebaikan yang telah kalian tuai dari kerja-kerja terdahulu.

Jika sangat terpaksaaaa menolak, tolaklah dengan bijak, sembari ambil bagian mencarikan solusi terbaik untuk dirimu dan da'wah kedepan. 

Jangan sombong. Kau bukan apa-apa, dari Allah lah segala kemudahanmu dalam beramal kau dapati. 

*Bandung, 8 Feb 2017*