Minggu, 12 Februari 2017

Makna Pekikan Takbir itu..

Masjid Istiqlal (Sabtu, 11 Februari 2017)

"Allahu Akbar!!" , "Takbiir... Allahu Akbar!!"

Sahutan takbir itu begitu jelas terdengar, menggema di seke
liling Masjid Istiqlal. Itu terdengar sangat lantang, menggambarkan keberanian yang begitu besar.

"Kalian siap bela Allah??
"Siaap!!"
"Kalian siap bela Islam??"
"Siaap!!"
"Kalian siap bela Qur'an??"
"Siaap!!"
"Kalian siap bela Ulama??"
"Siaap!!"
"Takbiir..!"
"Allahu Akbar!!"

Suara khas sang ustadz Habieb Rizieq Syihab (HRS) terdengar memimpin seruan takbir itu, kepada semua  peserta AKSI 112 siang itu.

Masih teringat, suaranya yang begitu lantang dan tegas di kala menyerukan pembelaan terhadap Islam. Namun nada suara nya melembut saat menyerukan perbaikan akhlak kepada para peserta Aksi, menanggapi adanya indikasi adu-domba yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak simpati kepada perjuangan Bela Islam ini. Beliau menempatkan penekanan yg berbeda untuk kedua hal tersebut, mengingatkan diri ini kepada salah satu ayat dalam Qur'an..

“Muhammad itu adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka ”. (Al-Fath : 29)

"Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai- Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Maidah : 54) 

Sikap keras yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah sikap tegas. Tegas yang di maksud adalah dalam konteks memerangi kezhaliman orang-orang yg memusuhi Islam..

"Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya" (QS. Al-Hajj : 39)

“Perangilah di jalan Allah setiap orang yang memusuhi kamu dan janganlah kamu melampaui batas (berbuat zhalim). Karena Allah tidak suka kepada orang yang melampaui batas” (QS. Al-Baqarah : 190).

Tak mungkin bisa seseorang menghadirkan sikap tegas tersebut, jika tak beriringan dengan sikap berani. Tak mungkin sikap berani ini muncul, jika tak pernah tertanam nya hakikat keimanan kepada Allah dalam hati.

Ungkapan takbir yg sering dikumandangkan, sebenarnya mempunyai makna yang amat mendalam. Bukan hanya sekedar penyemangat suasana dalam acara-acara keislaman atau saat aksi damai, namun itu merupakan pernyataan yang harus diyakini betul konsekuensi pengucapannya.

"Allahu Akbar!!"
"Allah Maha Besar!!"
"Tiada suatu ketakutan pun yang mampu menggentarkan hati, selain Ketakutan kepada Allah"
"Tiada yang dapat menghalangi perjuangan kebaikan yang aku lakukan, karena aku bersama Allah Yang Maha Berkuasa"
"Matipun aku tak takut, jika aku dalam keadaan memperjuangkan Tuhan dan agamaku (ISLAM)"
"Tak ada satu makhluk pun yang bisa membeli segala semangat perjuangan ini, karena aku hanya berharap balasan dari Allah"

Itulah makna takbir, me-Maha Besar-kan Allah di atas segala perihal, segala ketergantungan, di atas segala kepentingan duniawi. Sebuah pernyataan bahwa  kita tak akan merasa perlu untuk gentar di hadapan makhluk, karena pertolongan Allah Yang Maha Besar Kuasa nya ada bersama kita.

Semoga kita selalu dalam perenungan makna takbir yang sebenar-benarnya. aamiin. 

*Catatan Aksi Damai 112, Sabtu 11 Februari 2017, Masjid Istiqlal, Jakarta*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar