Rabu, 08 Februari 2017

Wanita Sabar itu Bernama Maryam

Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). (QS.Ali Imran : 42)
Sangat tak asing mendengar nama salah satu wanita terdahulu yang Allah jaga dirinya dari segala kemaksiatan dan celaan manusia, Maryam binti Imran, seperti yang telah disampaikan Allah Ta’ala melalui Jibril dalam Surah Ali Imran ayat 42 tersebut.
Siti Maryam dikenal sebagai Anak dari Imran-Hanna dan merupakan keponakan  dari Nabi Zakaria, ayahnya meninggal sebelum Maryam dilahirkan, hingga akhirnya ia diasuh dan dibesarkan oleh Nabi Zakaria dan Istrinya. Dimana sepanjang hidupnya ia habiskan untuk beribadah di dalam mihrab sebuah kuil di Baitul Maqdis, sehingga ia dikenal sebagai wanita yang ahli ibadah.
Hingga Rasulullah pun Menyebut Siti Maryam sebagai wanita utama di masa terdahulu. Mengapa bisa begitu? Jika mau menilik kehidupan beliau, bisa kita simpulkan bahwa keutamaan itu datang dari kesabarannya dalam menghadapi ujian. Perlu sepertinya kita runut kehidupan sulit seperti apakah yang dihadapi Wanita sabar bernama Maryam ini, agar dapat kita ambil hikmah dari padanya...

(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat[195] (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah) dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah termasuk orang-orang yang saleh." (QS.Ali Imran : 45-46)
Disinilah awal mula Maryam dikabarkan tentang bayi Nabi Isa yang akan dilahirkannya, padahal notabene nya ia (Siti Maryam) tidaklah pernah disentuh oleh lelaki manapun, ia dikenal sebagi wanita yang terjaga kesuciannya. Sebagai manusia biasa pastinya sosok Maryam akan merasa terkejut dan bingung mendapati hal tidak biasa ini. Dalam Qu'ran pun diceritakanlah tentang jawaban Maryam,
Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun."...(QS.Ali Imran : 47)

Namun begitulah kehendak Allah Ta’ala, tidak ada yang tidak mungkin dan selalu ada hikmah di saat keputusan itu hadir, Jibril pun menjelaskan kepada Maryam,
Jibril berkata: "Demikianlah." Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagiKu; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan."(QS. Maryam : 21)

Maka Maryam yang taat pun dijadikan Allah Mengandung seorang anak laki-laki, seorang Nabi bagi Bani Israil. Ia yang kembali ke desanya dalam keadaan hamil pun mendapatkan berbagai fitnah dari masyarakat sekitar, disinilah Allah Ta’ala mulai menguji kesabaran dan keimanan Siti Maryam. Allah tidak serta merta meninggalkan Maryam sendiri, melainkan Dia memberikan petunjuk kepadanya, untuk mengasingkan diri menuju arah timur tepatnya di daerah Bethlahem (Tepi Barat, Palestina). 
“Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.” (QS. Maryam:22)

Ia yang sedang Hamil tua dan tinggal menunggu kelahiran putra nya itu pun mulai merasakan kepayahan yang sangat, hingga ia pun ia terpaksa bersandar pada sebuah pohon kurma.
“Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan". (QS.Maryam: 23)

Kita bisa melihat dari ucapan Maryam tersebut, betapa sakitnya seorang wanita yang akan melahirkan. Hingga rasa sakit itu terucap dalam kiasan rasa kepayahan yang sangat. Mungkin itulah hikmah mengapa wanita yang meninggal saat melahirkan, Allah jadikan setara dengan Syahid, karena begitu besarnya pertaruhan nyawa yang dilakukan oleh seorang wanita pada saat-saat tersebut.
Allah pun menghibur keletihan yang dirasakan Maryam melalui Jibril,
Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu, maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini."(QS.Maryam : 24-26)

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang dibutuhkan oleh HambaNya, Dia pun menjadikan Maryam yang sedang merasa kepayahan itu mampu menggoyangkan pohon kurma hingga ia jadikan kurma nya jatuh dan mudah untuk dimakan olehnya agar ia kembali bertenaga dan kuat untuk melahirkan.

Hingga ia pun melahirkan dan kembali ke kampung halaman nya sembari menggendong Nabi Isa, dan Allah menjaga Maryam dari segala Fitnah dengan menjadikan Mukjizat bagi Nabi Isa, yang bisa berbicara selagi dalam buaian untuk membela ibunya, Siti Maryam.

Dan cerita Ujian yang dihadapi maryam berakhir dengan kebahagiaan karena kesabarannya yang selalu hadir bersamaan setelah datangnya cobaan atau ujian itu. 

Begitulah cara Allah memuliakan Siti Maryam, wanita yang mengemban beban begitu berat dan tidak biasa. Wanita yang begitu sabarnya menghadapi ketetapan Allah, dan begitu sabarnya ia menghadapi fitnah dan celaan penduduk kota nya saat mendapati kehamilannya yang tidak biasa. Maka tidakkah kita sebagai muslimah merasa iri dan berharap bisa termasuk daripada golongan wanita yang Allah Muliakan dengan RahmatNya? Semoga Allah memperkenankan kita termasuk dari padanya. Aamiin Ya Rabb.
“Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar.”  (Qs. Hud: 11)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar