Sabtu, 18 September 2010

Jadikan Seharusnya

Jadikan Seharusnya..

Taukah angin..
bahwa sejuknya telah melenakanku..
tahukan matahari..
bahwa hangatnya telah menyakitiku..

tahukah waktu..
detaknya telah melukaiku..
tahukah cinta..
indahnya telah membuatku jatuh..

andaikan angin tahu itu..
aku harap dia tak lagi meniupkan hembusnya ke arahku..
andaikan matahari tahu itu..
aku harap kehadirannya tergantikan bulan..

andaikan waktu tahu itu..
aku harap dia berhenti berdetak untukku..
andaikan cinta tahu itu..
aku harap aku tak pernah menemukannya..

jantung selalu terhentak
saat aku TAK SENGAJA menatapnya..
wajah selalu langsung berpaling..
saat aku TAK SENGAJA menatapnya..

ALLAH Azza wa Jalla..
Maha pemilik cinta..
ALLAH Azza wa Jalla..
Maha Penguasa hati..

ALLAH-hu Ahadd
Papah aku menghambakan diri hanya untuk-Mu
Tarik aku dari kesengsaraan diri
karena cinta yang tak tepat waktu

jadikan siang seperti seharusnya..
jadikan malam seperti seharusnya..
jadikan iman seperti seharusnya..
jadikan cinta seperti seharusnya..

karya Fatimah..

Remaja itu Masih Ada!


Saat ini Indonesia memiliki banyak remaja penerus bangsa. Namun sepertinya kuantitas remaja Indonesia tidak sebanding dengan kualitas remaja itu sendiri. Karena nyatanya, masih banyak remaja yang menampakkan kemerosotan moralnya tanpa merasa adanya kesalahan dari semua perbuatannya. Di sini peran Lingkungan keluarga, teman dan sekolah sangat mempengaruhi terbentuknya pribadi remaja bermoral.
Karena patut disadari Indonesia yang masih ’berkembang’ ini belum maksimal untuk mengupayakan yang terbaik bagi kemantapan moral dan mental remaja penerus Bangsa. Dibuktikan dengan masih adanya pihak-pihak yang tidak bisa memorsikan perhatian dan metode yang tepat dalam menghadapi remaja yang sedang mencari jati diri ini. Padahal remaja adalah keadaan dimana seorang anak mulai beranjak dewasa, dalam dirinya masih terdapat sisi kelabilan dan emosional yang sangat rentan mengarahkan dirinya untuk melakukan dan memutuskan hal buruk untuk ia lakukan. Masih banyak ditemui orang tua yang selalu menggunakan kekerasan fisik dalam mendidik seorang remaja, terlebih juga banyak kita saksikan adanya kekerasan mental yang dilakukan orangtua pada anaknya dengan kebiasaan mencaci anak remajanya saat ia melakukan kesalahan kecil.
Padahal mendidik seorang remaja, haruslah disertai dengan kelembutan, dan rasa peduli juga cara berkomunikasi yang baik pada remaja tersebut. Karena remaja pada hakikatnya adalah pribadi yang tidak bisa menerima kekangan, tekanan mental, dan teriakan juga perintah yang berlebihan. Remaja butuh orangtua yang selalu hadir kapanpun dibutuhkan, terutama sangat baiklah apabila orangtua dapat menjadi tempat sang remaja berbagi masalahnya dan kebahagiannya. Tentulah dengan peran orangtua seperti ini, akan memudahkan orangtua menegaskan kepada remajanya tentang nilai moral dan adab pergaulan dalam masyarakat, juga memudahkan orangtua mengawasi kegiatan anak dan perkembangan kejiwaannya. Orangtua juga bisa memberikan saran-saran untuk mengarahkan remajanya menjadi pribadi yang bermoral baik, misalnya dengan menyarankan sang remaja mengikuti hal-hal yang bersifat positif. Agar waktu yang ia habiskan dan kegiatan yang dilihatnya adalah kegiatan yang benar untuk ditiru. Jangan lupa sebagai orangtua juga harus menampakkan kesempurnaan diri di depan anak remajanya karena remaja biasanya sangat mudah meniru dan mencari alasan untuk melakukan hal buruk dengan mengatasanamakan kebiasaan buruk orangtua yang ia lihat(walaupun sebenarnya tak ada manusia sempurna).
Orangtua pun sepatutnya juga memengarahkan anak-anaknya bersekolah di lembaga pendidikan yang mempunyai lingkungan baik, agar nantinya ia akan terbiasa bergaul bersama orang-orang yang berkelakuan baik.
Sangat baik pula jika keluarga-keluarga indonesia adalah keluarga-keluarga yang Religius, yang membiasakan anak-anak remajanya untuk mengenal agama dan melakukan kewajibannya sebagai seorang yang beragama, terutama Indonesia adalah negara berpenduduk Muslim terbanyak di dunia, maka patutlah setiap keluarga muslim di indonesia mengajarkan kepada anak-anaknya tentang Islam, dan juga tentang hak-kewajiban seorang Muslim.
Bukankah sangat indah jika setiap keluarga di Indonesia mengamalkan ajaran agamanya dengan benar, pastinya generasi penerus bangsanya(red;remaja) menjadi generasi yang paham benar tentang arti moral dan pentingnya menjadi seorang remaja bermoral tinggi, remaja yang menjadikan budi pekerti mendarah daging dalam pribadinya, dan mengerti apa itu arti kepedulian kepada sesama yang membutuhkan.Fh.

BANGKITLAH NEGRIKU HARAPAN ITU MASIH ADA!
BANGKITALAH REMAJA INDONESIA CITA ITU MASIH ADA!

KAMPUS Itu Bukan SMA mu

   Seorang yang sudah mengenal da’wah sedari SMA bahkan SMP akan sangat menyadari bahwasanya ia memikul tanggung jawab berat sebagai seorang Da’i, sebagai makhluk yang dituntut untuk menyerukan kebaikan kepada manusia lainnya. Ia yang lebih dahulu mengenal tarbiyah akan menyadari bahwasanya banyak ilmu yang seharusnya ia pelajari tentang agama ini dan tentang kehidupan ini.
Namun tersadarlah bahwa keadaan da’wah SMP atau SMA amatlah lebih aman dibanding da’wah Kampus. Kampus, di mana da’wah menjadi lebih kejam dalam menyaring mereka yang lemah imannya. Di mana lebih banyak yang menghilang dari jalan ini, bila dibanding dengan mereka yang bergabung di jalan ini.
Maka dari itu bagi mereka yang akan memasuki kampus haruslah menyiapkan mental dan fisik untuk menghadapi kehidupan kampus, jika tidak mereka akan mudah terbawa arus kebebasan KAMPUS, entah kebebasan positifkah atau kebebasan negatif yang mereka lakoni? Mereka yang tidak membekali dirinya dengan persiapan akan menemui rasa kaget dan shock atas perbedaan yang amat mencolok dalam kehidupan kampus, terutama bagi mereka yang telah mengenal da’wah sebelumnya.
Memang tak terhindarkan lagi dimana ada kebaikan pastilah ada keburukan, begitu pula pergaulan kampus adanya anak kiri dan anak kanan dalam kesehariannya sudah tak mungkin terelakkan. Namun pentingnya lagi, keberadaan kedua aliran itu mepunyai lingkup yang amat luas. Menuntut pada da’i untuk bekerja extra dalam melancarkan da’wah dan juga dalam melakukan penjagaan hati.
Begitu pentingnya tarbiyah untuk membentengi diri dari penyakit hati dan kefuturan. Begitu pentingnya meluruskan niat semata karena illah kita ALLAH swt. Karena masa-masa kuliah adalah moment sang remaja menjadi seorang yang telah berprinsip dan menjadi pribadi matang yang menjalani proses pendewasaan diri dengan cara yang tepat dan benar.
Semoga mereka termasuk kita didalamnya menyadari betul pentingnya menjaga diri dan tarbiyah saat melewati kehidupan kampus yang makin menggila ini. Aamiin. Fh.

So, janganlah remehkan KAMPUS mu karena ia bukan SMA mu lagi.
Dan Beban keduanya adalah BEDA!
Siapkan diri menyambut amanah da’wah yang lebih dari sekedar SMA.
BANGKITLAH REMAJA INDONESIA CITA ITU MASIH ADA!

Rabu, 15 September 2010

STATISTIKA dan AKU



Saat ini adalah awal dimana aku akan memasuki dunia kampus yang telah aku pilih, saat dimana semangatku masih menyala-nyala, saat dimana aku tengah berbahagia karena telah diterima di prodi pilihanku,dan juga saat dimana aku akan dihadapkan pada hambatan dan hal baru lainnya yang mungkin dapat membuat semangat kuliahku menurun nantinya.

Bismillah, tugas essay ini aku buat agar bisa menjadi penyemangatku disaat semangatku melemah. Dalam essay ku ini akan kutulis semua hal yang mebuat aku percaya dan semakin yakin mengapa aku memilih statistika dan mengapa aku harus bertahan di sini. Apa itu statistika, mengapa aku memilihnya, apa yang akan aku lakukan untuk Prodi Statistika ku ini, dan apa yang aku cita-citakan saat kelak lulus dari UNDIP ini, akan ku tulis semua itu sebagai tanda aku bangga menjadi seorang mahasiswi Statistika 2010 UNDIP .
Pertama kali aku mendengar jurusan ini saat seniorku di SMA diterima di Statistika UGM. 

Aku mengira jurusan ini erat kaitannya dengan BPS (Badan Pusat Statistika) yang dalam pikiranku adalah perusahaan yang berkegiatan di bidang pendataan yang banyak membutuhkan orang-orang lulusan IPS, ternyata aku salah Statistika adalah jurusan yang di bawahi oleh Fakultas MIPA dan Jurusan Matematika maka dari itu STIS (Sekolah Tinggi Ilmu Statistika) hanya diperuntukkan untuk mereka yang merupakan lulusan IPA. Awalnya begitu banyak kesalahpahaman ku tentang Prodi ini, terlebih saat aku telah memilih statistika akupun masih bingung apakah statistika adalah sebuah jurusan ataukah Prodi. 
Alhamdulillah setelah membaca di website-website dan mendapat penjelasan dari senior dan dosen barulah aku faham bahwa pilihanku ini adalah sebuah Prodi yang telah lama diharapkan untuk menjadi sebuah jurusan. Saat memilih Prodi ini pun ada sedikit rasa ragu dari kedua orang tua ku, karena ternyata mereka mempunyai usulan jurusan yang berbeda dari pilihanku ini, mereka menyarankan ku untuk menjadi seorang guru matematika  ataupun seorang ahli farmasi. Aku pun tetap kukuh untuk memilih prodi ini, aku pun sering berdiskusi dengan kedua orang tua ku tentang prodi ini, terutama tentang prospek kerjanya yang luas karena dibutuhkan oleh tiap perusahaan.  Jika mengira-ngira apa yang akan dipelajari Statistika ini, mungkin yang terpikirkan hanya pembahasan perihal data-data dan sampel, namun ternyata tidak karena statistika juga mempelajari tentang metode urutan, asuransi dan cukup unik prodi ini, juga mempelajari tentang ekonomi dan management, juga komputasi, walaupun statistika ini di bawahi oleh FMIPA yang terkenal dengan ilmu Sains nya. Statistika sebenarnya bukanlah pilihan awal yang aku targetkan saat awal SMA dulu, namun pada akhir SMA (Kelas XII) aku menyadari aku sangat menyukai Matematika. Jadi aku mencari jurusan yang berbau Matematika namun tak berujung menjadi seorang guru, kutemukanlah prodi Statistika ini, prodi yang berbau matematika namun prospek kerja di masa depannya luas dan lebih banyak yang bekerja di perusahaan dibandingkan menjadi guru sekolah menengah. Maka dari itu aku mantapkan pilihanku di prodi Statistika, dan berkomitmen untuk menjadi yang terbaik dari yang ada. Begitu senangnya aku saat memantapkan diri untuk bergabung di Statistika UNDIP, maka dari itu aku memutuskan untuk menjadi yang terbaik diantara ratusan mahasiswa Statistika lainnya. Saat mengetahui bahwa statistika di UNDIP mempunyai akreditasi B, aku bertekad akan berusaha sekuat tenaga untuk bisa mengubah akreditasi itu menjadi A, dengan aku berkomitmen untuk belajar giat dan membuat semua dosen Statistika terpaksa untuk kuliah S3 dan menjadi doktor. Itu impian ku, dan aku menjadikannya cita-cita agar itu semua terwujud saat tahun kelulusanku. Aku pun juga berharap bisa menjadi MawaPres di FMIPA, karena termotivasi oleh senior Statistika yang terlebih dahulu menjadi seorang MawaPres namun juga aktif di kegiatan Kemahasiswaan. Aku ingin seperti beliau, bahkan lebih baik dari pada itu. Aku sangat bersemangat menjalani kehidupan kuliah ku ini, terlebih setelah mendapatkan seminar motivasi yang telah diadakan BEM FMIPA. Aku juga ingin menjadi mahasiswi yang mandiri secara finansial agar orangtuaku tak perlu lagi mengirimkan uang untuk biaya hidupku di Semarang, bahkan jika perlu aku yang akan mengirimkan uang untuk orangtuaku di rumah. Aku bertekad untuk menjadi  mahasiswi yang mandiri secara finansial dan menjadi mahasiswa yang terbaik di bidang akademik dan Organisasi, agar kedua orangtuaku bangga dan Prodi tersayangku ini juga akan bangga akan prestasiku ini. Saat mulai memasuki awal adaptasi dengan Kampus, aku baru tersadar kembali bahwa aku belum menentukan impianku setelah berubah cita-cita dari dokter menjadi lulusan Statistika. 

Dan saat inilah aku telah menuliskan cita-citaku lagi, yakni aku ingin mendirikan sebuah Perusahaan Asuransi Syari’ah yang benar-benar Syari’ah dimana transaksinya menggunakan uang dinar dan dirham, bukan uang kertas yang masih menggunakan riba dalam perputarannya di pasaran. Aku ingin memberikan kontribusiku sebagai seorang lulusan statistika bagi Agamaku (ISLAM) selain sebagai seorang yang terus mengajak kebaikan kepada teman-teman yang lain. Sebenarnya aku pun baru mengetahui bahwa Asuransi Syari’ah yang telah ada pun ternyata masih menggunakan riba untuk memutar uang yang diterimanya, walaupun istilah ‘riba’ diganti dengan istilah lain. Maka dari itu bertekad untuk mendirikan Perusahaan Asuransi Syari’ah yang benar-benar Syari’ah di Indonesia ini. Walaupun aku tahu aku butuh pengalaman banyak untuk dapat mendirikan perusahaan semacam itu, aku akan berusaha untuk mencapainya.­­­

Tiada putus Harapanku InsyaAllah, untuk tetap mempertahankan pilihanku dan cita-cita besarku hingga semua itu terwujud. Dan harapanku semoga apa yang aku tuliskan ini akan menjadi bukti kesungguhanku untuk menjadi seorang mahasiswa terbaik diantara mahasiswa lainnya, sebagai penyemangatku juga bahwa aku harus tetap yakin atas pilihanku ini. Ini adalah janjiku kepada Allah swt. dan kedua orang tuaku untuk menjadi pribadi terbaik. Aku sadari nantinya pun akan banyak halangan dari berbagai pihak yang mungkin akan menghambat dan meredupkan semangatku untuk mewujudkan itu semua. Mungkin terpikir juga olehku, cita-cita ku itu begitu besar dan muluk, namun aku tahu dan yakin orang yang besar adalah orang yang berpikir dan bercita-cita besar dan menganggap semuanya dapat terjadi jika Allah Ta’ala menghendaki. Maka aku takkan berputus harap. Semua itu akan terwujud suatu saat nanti, karena tak ada suatupun yang tak mungkin di dunia ini. Ayo kawan semangati diri untuk menjadi pribadi yang Terbaik, karena memang setiap kita adalah yang terpilih, maka janganlah kita merendahkan diri dengan mempunyai cita-cita yang biasa saja selayaknya orang yang terabaikan. Inilah jalanku dan inilah pilihanku, perubahanku telah ku mulai dari saat ini.

Begitu Dekatnya Ajal

Begitu dekatnya ajal..Sudahkan kamu, dan aku siap? Baik menerima berita kepergian seseorang yang kita sayang teramat sangat ataupun mengalami kematian itu sendiri.. (jawablah sendiri)
Hari ini, tidak.tidak. maksud ku beberapa hari ini aku dan keluarga beberapa kali mendengar berita duka cita (yakni ada kerabat bahkan saudara dekat yang meninggal). Dan juga tadi pagi, aku sempat tertimpa musibah, yakni tertabrak motor. Sungguh mudah Allah menjadikan ketetapannya berlaku bagi Hamba-Nya.

Sedihnya rata-rata orang yang telah Allah panggil itu merupakan orang terdekat kami, saat aku menulis ini, aku baru saja mendengar kabar bahwa salah seorang teman adikku yang tadi pagi berangkat untuk pergi berenang di salah satu kolam renang khusus wanita meninggal dunia karena tenggelam dan tidak adanya pertolongan dari orang-orang yang melihat. Hal ini begitu membuat ku tersentak kaget, karena teman adikku yang meninggal itu sering diceritakan oleh adikku karena mereka teman dekat di SMA ini. Aku kasihan pada adikku dia seperti ketakutan, takut karena ia merasa temannya meninggal karena perbuatannya, takut karena menyesal telah mengajak temannya berenang di tempat itu, takut karena ia panik dan bingung (tenang Rum, kita hanya harus berpasrah dan mangikhlaskannya). Semoga Allah menerima amal ibadah ‘Indah’ dan menempatkannya di surganya juga dilapangkan kuburnya. Semoga keluarga baik orangtua dan kakak-kakaknya diberi keikhlasan dan ketegaran dalam menerima takdir Allah yang satu ini (serta tidak menyalahkan orang lain atas kepergian Indah).

Aku merasa , ajal begitu dekat, tak tahu bagaimana kita ‘pergi’, tak tahu dimana dan kapan kita meninggal. Baru tersadar lagi bahwa apa yang kita lakukan ini (sekarang) sewaktu-waktu bisa saja terhenti dan tak akan pernah terselesaikan karena mungkin Allah telah ‘memanggil’ kita, tanpa kita tahu. Betapa tak ada satupun yang tahu dan dapat mencegah kematian seseorang. Betapa tak ada yang tahu rencana-Nya atas kehidupan kita, betapa seharusnya kita selalu berharap agar kita di panggil dalam keadaan Khusnul Khotimah, meninggal dalam keadaan yang baik. Alhamdulillah teman adikku itu akhirnya melaksanakan keinginannya untuk berjilbab sebelum ini, padahal dulu orangtua nya sangat menentang keinginannya berjilbab. Allah telah memberinya Hidayah (Amin) karena dia telah menjadi muslimah yang lebih baik.

Manusia tak punya kuasa apapun untuk merubah ketetapan Allah yang satu ini, walupun mungkin kejadian yang menyebabkan teman adikku ini meninggal tidak terjadi pun  jika memang waktunya tiba , maka ketetapan itu akan tetap terlaksana sebagaimana yang telah Allah rencanakan. Maka kita yang mengalaminya harus Ikhlas walau itu sangat teramat sulit. Kita tak punya kuasa untuk menghidupkan mereka yang telah meninggal, kita juga tak punya kuasa untuk memutar waktu ataupun menghentikan waktu dan berusaha mencegah apa ayang akan telah terjadi..

Sungguh kematian itu sangat teramat dekat, kapan bagaimana di mana kita meninggalpun tak akan pernah kita ketahui sampai nanti waktunya akan terjadi.. maka perbanyaklah bekal untuk menghadap Allah, agar tidak malu karena menyinyiakan kehidupan yang telah GRATIS Allah berikan kepada kita.

Wallahu’alam bishowab.. Allah yang lebih tahu tentang semua ketetapan ini..
2010-09-16  (11:18)