Sabtu, 28 November 2015

Mengurai Hikmah (1)

Lama tak menyapa lapak ini.. lagi tersibukkan dengan kondisi nyata yang begitu memberi banyak hikmah.. tak terhitung cerita hikmah yang begitu banyak dan tak habis diurai..

Baru Tanggal 22 atau sekitar 21 Nov 2015, pekan ini aku mendapatkan tawaran kerja menjadi Notulen acara konvensi selama 3 hari di Hotel Grand Candi, Jl. Sisingamangaraja Semarang, menjadi panitia tambahan DPU DT, dimana (ternyata) DTI salah satu anak organisasi Daarut Tauhid merupakan EO dari konvensi tersebut. Acara featuring KPK RI (ternyata).

Awalnya dengan fee yang cukup besar perhari nya (150k), aku pikir ada saudaraku yang lebih membutuhkan uang ini, tak langsung kuiyakan tawaran ini, tetapi aku ajukan kepada beberapa saudara dekatku, mungkin mereka lebih membutuhkan, namun entah kenapa yang kuanggap butuh ternyata berhalangan dan tak bersedia mengambilnya, akhirnya akupun yang mengiyakan tawaran ini. dan aku pun mengagendakan full selama hari rabu,kamis jumat ini aku full kerja di acara tersebut.

Aku yang hadir disana saat hari pertama, tak begitu paham acara macam apa yang akan aku catat perjalanan rapat komisi nya. Yang hanya aku sadari ini adalah acara Rembuk Integritas Nasional. pekerjaan pertama saat aku baru sampai di wilayah acara itu adalah menjadi penjaga registrasi, dari peserta rembukan yang (ternyata lagi) bukanlah peserta lokal semarang atau Jawa Tengah saja, namun se-Indonesia dari berbagai Instansi Pemerintah maupun BUMN.

Di hari pertama hingga pertengahan hari aku belum melaksanakan tugasku menjadi notulen di rapat komisi acara tersebut, karena saat pembukaan acara pun aku tak berada di dalam ruangan,justru menunggu di luar sembari ngobrol ngalor ngidul dengan salah satu panitia dari DTI Bandung.  Tapi begitu komisi sudah terbagi, dan para notulen mulai ambil posisi, aku mulai agak bingung komisi mana yang akan aku (asal) pilih. Aku pun karena merasa Komisi V ini merupakan ruangan yang agak terasing lokasinya,khawatir jika tak segera dari notulen masuk ke ruang tersebut notulen yang menyusul akan kebingungan menemukan letak ruang Komisi V ini. Aku pun mengambil peran untuk jadi notulen di Komisi V. 

dan mulailah pembahasan seru ini dimulai..
pembahasan tentang Panduan Pengendalian Strategis Korupsi, Kolusi dan Nepotisme..

Selasa, 19 Mei 2015

Pernikahan?

Tema itu sedang tiba-tiba hangat diperbincangkan, akibat sebuah tugas essay memandang pernikahan dalam sudut pandang yang tak biasa bagi seorang 'akhwat'..

Banyak kata-kata mengena dalam perbincangan hangat kajian sore itu :
  1. Sebagai bagian dari yang sudah terikat dengan jama'ah, maka orientasi menikah kita tuntunannya ada 3, yakni sesuai dengan Al-Qur'an, Hadits, dan Manhaj Da'wah.
  2. Sebagai seorang yang berjam'ah pasti dan sangat wajar jika menginginkan calon pendamping yang juga seorang aktivis di jama'ah ini. Bercita-cita tinggi untuk mendapatkan jodoh terbaik sangatlah perlu. Namun kita sebagai wanita yang ruang untuk memilih pasangan lazimnya hanya pada bagian menerima atau menolak, harusnya tetap menyiapkan secara mental jika Allah menjadikan jodoh kita ternyata bukanlah orang yang aktivis seperti kita, namun hanif dan bisa diajak untuk mendukung da'wah.
  3. Pun saat ternyata menikah dengan yang sama-sama aktivis da'wah pun masih saja akan banyak ditemui kejutan-kejutan atau bahkan mungkin kekurangan-kekurangan dari pasangan kita. Maka bersiaplah terhadap hal-hal itu, jangan berekspektasi terlalu tinggi kepada yang sesama manusia, walaupun yang sama-sama sudah mengenal da;wah sekalipun.
  4. Komunikasikan terhadap murobbi tawaran yang hadir agar hak murobbi sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap sikap kita dalam satu jama'ah ini terpenuhi, diskusikan dan minta pertimbangan dari beliau terkait tawaran yang datang. Perhatikan pula sebab-sebab jodoh tersebut datang kepada kita, apakah dengan cara yang benar lagi terhormat atau tidak.

Banyak tentunya harapan-harapan yang muncul dan melambung terkait mengahampirinya jodoh terbaik bagi setiap diri kita, namun sebagai hamba yang meyakini benar bahwa takdir Allah adalah yang terbaik harus selalu punya tempat di hati-hati kita, agar saat ekspektasi tidak setara bertemu dengan nyata, bukan penyesalan yang hadir namun husnudzon dan upaya terbaik mensyukuri nikmat Allah lah yang mengiringi perjalanan selanjutnya. aamiin..

*menunggu takdir yang datang tanpa menunggu kesiapan kita*

Tak ada mantan..

Rekomposisi halaqoh menghampiri lagi, ada yang kemudian berpindah pergi, adapula yang berpindah nya adalah bergabung..

bukan berarti saat telah berganti, murobbi mu sebelum ini adalah mantan. dan mutarobbimu sebelum ini juga kausebut mantan..

tak ada lah.. mantan murobbi ataupun mantan mutarobbi..
jejak-jejak kebaikan itu akan terus mengalir, pelajaran-pelajaran berharga itupun akan tetap membekas dalam perjalanan hidup masing-masing keduanya.

Maka jika sampai waktunya kau berpapasan dengannya, sapalah ia karena ia tetap murobbi mu, karena ia tetap mutarobbimu..

*Salam cinta, sampai berkumpul lagi di surgaNya*

..Hidayah itu Kuasa Allah kok (teruntuk Mu'adz)..

Mu'adz, adik paling ganteng
Belum lagi aku sempat pulang ke rumah untuk bertemu dengan keluarga, telpon dan komunikasi jarak jauh tak pernah aku tinggalkan.. perbincangan tentang kondisi seisi rumah akan jadi hal yang selalu aku tunggu perkembangannya. Tentang Hafshah yang sedang mencari kampus untuk melanjutkan kuliah, tentang Mu'adz yang sikap 'banyak mencari perhatian' nya selalu menggegerkan rumah dan juga sejagad SMPIT nya terutama namanya akan sering diulang-ulang oleh guru-guru yang mengajar kelas 3 SMP (Kelas IX) tersebut.

Mu'adz, adik yang selalu membuatku kangen. Adik yang selalu membuatku ingin pulang dan ingin banyak meluangkan waktu untuk diskusi dan menasehati. Adik yang lumayan mencuri perhatianku walaupun aku kini di Semarang. Adik yang dengan kelakuannya itu sering membuat kedua orang tuaku pusing bukan main dan berkali-kali dipanggil pihak sekolah untuk klarifikasi permasalahan yang melibatkan Mu'adz dengan beberapa pihak di sekolah.

Tapi taukah? aku mendengar kisah yang berbeda kini dari umi tentang adikku yang paling ganteng ini. Katanya tiba-tiba ia mulai bersikap berbeda, berbeda ke arah yang lebih baik. Ia mulia mau meminta maaf terlebih dulu atas kesalahannya kepada umi, mulai mau terbuka dan jujur kepada umi atas kelakuan nakalnya sebelum lulus SD, mulai menyadari betul bahwa ia harus mencari teman-teman yang sholeh dan bukan yang hany sekedar memanfaatkan dirinya dan apa yang dia punya, mulai membuka diri dengan teman-teman dan gurunya, bahkan mulai berinisiatif untuk memberikan hadiah kepada guru yang akhir-akhir ini begitu bersikap baik kepadanya.

Allah, Engkaulah yang berkuasa membolak balik hati manusia, membalik kecenderungan hati dari yang tadinya kepada keburukan beralih kepada kebaikan. Engkau yang berKuasa, Ya Allah. Perkenankanlah doa-doa terbaik kami sekeluarga untuk adik lelaki kami Mu'adz, segeralah pertemukan dia dengan lingkungan sekolah yang sholih, dan sahabat-sahabat yang penuh perhatian dan selalu menjaganya dalam kebaikan dan ketaatan kepadaMu, Ya Allah. aamiin.

Semoga seterusnya, yang kakakmu dengar adalah kabar bahagia dari mu..

*menunggu hasil nilai UN SMP dan Pengumuman Penerimaan SMA/MAN* :)

Kamis, 19 Maret 2015

Tapi TERNYATA.. (mahasiswa.. oh mahasiswa)

(Lanjutan Mahasiswa.. Oh Mahasiswa..)

Bagaimana seseorang bersikap, pastilah sangat amat dipengaruhi lingkungan sekitarnya.
Begitupun menanggapi suatu persoalan, dengan berbagai latar belakang lingkungan, akan muncul pula berbagai solusi yang ditawarkan.
Betapapun yang lain memaksakan, solusi dirinya bagi diri yang lainnya, tentu akan ada benturan pemahaman yang terjadi, dikarenakan sudut pandang berbeda yang diambil di awal dari masing-masing pribadi.

Maka mengapa terus menghujat segala perbedaan tersebut? 
Mengapa tak jadi individu yang saling mendukung dan hangat menyambut?
Yang menganggap bahwa solusi satu sama lain itu saling melengkapi, demi tercapainya tujuan bersama. Tujuan menjayakan Bangsa dan Negara ini, NKRI.

TAPI TERNYATA, perlu disadari..
Setiap generasi punya zamannya, punya ceritanya. 
Biarkan mereka yang terframe bahwa menyampaikan kebaikan adalah dengan cara berprestasi baik akademik dan non akademik.
Biarkan pula mereka yang merasa bahwa menyampaikan kebaikan adalah dengan menjaga hak rakyat dengan menegur pemerintah di kala SALAH.
Tak ada yang salah dengan menyampaikan kebaikan
Dan tak ada yang salah dengan  mengambil peran
Kami ini hanya sedang berada pada jalur yang bersisian, namun ke arah yang sama, satu tujuan.

Kakanda, kami pun berusaha. Janganlah lagi dicerca. 
Jangan pula kau pancing agar niatan kami berubah arah.
Berubah dari yang tadinya asli terpanggil menjadi tengil dan merasa perlu tampil.

Kami yakin bahwa kebaikan perlu disampaikan, meski dengan berbeda cara sesuai yang kami sanggupi. Maka dari itu ayo kakanda, bergerak bersama kami,mahasiswa, untuk mengingatkan kebaikan di kala ia mulai kalang kabut lagi tercabut, menjauh dari nurani orang pertama di Negeri ini.
Dan tak lupa mohon doakan kami agar berteguh HATI, dalam menyampaikan dan mempertahankan kebenaran di NKRI ini.

*aamiin*

Senin, 16 Maret 2015

Mahasiswa.. Oh Mahasiswa..

Subhanallah, Maha Suci Allah (dari segala kesalahan)..

Sebelumnya perkenankanlah saya, seorang mahasiswa biasa di FSM UNDIP, menyampaikan pikirannya kepada blogwalker sekalian tentang banyaknya keraguan aktivis senior yang kini ada di luar status mahasiswa terhadap para penerusnya di kampus-kampus seantero jagad Indonesia..

kakanda, yang sudah lebih dahulu berjuang menegakkan tonggak reformasi dengan segenap darah, materi, waktu dan pengorbanan akademik nya, maafkan kami jika engkau merasa kami sedang teralihkan perhatiannya dengan targetan akademik dan alternatif berprestasi dengan lebih kreatif.

kakanda, maafkan kami yang tak seheroik dirimu, yang berkumpul setelah pembungkaman Hak Asasi Berpendapat yang telah berpuluh tahun dilakukan oleh rezim saat itu, yang menyelamatkan Indonesia dari kedaruratan dan kesekaratan.

Aksi Turun ke Jalan 'Penerapan UKT UNDIP'

kakanda, maafkan kami yang kau rasa tak pernah berhasil muncul di media massa yang kau pantau saat sedang menjalankan kewajiban kami menyampaikan kebenaran, baik itu secara tidak langsung ataupun dengan turun ke jalan.

kakanda, sudah berapakah anak-anak mu? sudahkah ia sebesar kami? sudahkah sampai kau ajarkan kepadanya makna dari menyampaikan kebenaran? Ah, kami yakin kau sudah menyampaikannya..

kakanda, taukah kau turun ke jalan sebagai panggilan yang kita anggap sebagai kesadaran nurani terhadap pembelaan hak rakyat itu, dianggap salah oleh orang-orang tua kami. Dianggap Ekstrem dan tak pernah diajarkan oleh sebagian besar orang tua kami.

Aksi Berprestasi MAWAPRES UNDIP
Kakanda, karena stigma itu, kami pun berfokus untuk belajar, mencari uang untuk keluarga, dan berprestasi sebanyak mungkin untuk menaikkan rasa bangga kedua orang tua yang kami cintai itu.

kakanda, kami memang berlatar belakang berbeda dengan zaman mu, zaman dimana kebaikan dengan jelas DIBUNGKAM!

kakanda, bukankah tujuan aksi turun ke jalan adalah menyampaikan kepada rakyat bahwa Hak-hak nya sedang di rampas?  Agar kemudian rakyat ikut turun dan menyuarakan hal yang sama bersama para intelektual muda. 

Tapi jika rakyat yang ada saat ini saja memandang sebelah mata kami yang membolos untuk 'aksi'  dan ternyata tidak mendukung jalan yang kami pilih, sementara di sisi lain kami pun mempunyai kewajiban untuk lebih dahulu menyadarkan teman-teman seperjuangan kami yang sedang terlena dan menyimpan kebaikan dan kebenaran hanya untuk dirinya sahaja, beberapa dari kami sudah sadar tentang hal ini dan sedang terus menerus berusaha memperbaikinya dengan menampilkan ajakan sesuai dengan bahasa yang menjadi objek yang sedang kami pengaruhi.

TAPI TERNYATA..

to be continued..





Minggu, 08 Maret 2015

Ummiku.. (2)

Ummi, sosok yang tegar. Sosok yang bijak. Sosok yang perhatian. Sosok yang penuh kesabaran.
Sosok yang rasanya malam ini ingin segera aku peluk. Karena merasa bahwa beliau saat ini membutuhkan ku..

Aku anak pertama, yang merantau kuliah jauh dari rumah ke Semarang. Meninggalkan adik-adikku dan kedua orang tua yang aku sayangi. Jarak yang memisahkan itu jelas tak menghalangi ikatan batin antara Ibu dan Anak ini. Umi selalu hadir di saat yang tepat. Baik itu saat menelpon, memberi semangat, atau bahkan sekedar menanyakan kabar keuangan pribadi ini.

Ummi, ummi pasti capek. Sepulang kerja seharian, harus mencuci baju dan menyetrika semuanya hanya berdua dengan abi. Ummi, kakak bisa bantu ummi apa? :"

Ummi sebentar lagi pensiun, dan kakak belum bisa cari kerja, bahkan lulus pun belum. Maafin kakak ya,mi.. Kakak belum bisa kasih kebahagiaan apa-apa ke ummi dan abi.. 
tapi lagi-lagi, kalian hanya menjawab "gak papa, kamu yang sehat disana, yang semangat disana."

Ummi..
Kakak sayang ummi karena Allah..
Kakak berharap Allah berkenan memuliakan Ummi dan Abi di dunia dan di akhirat dengan amal sholeh yang kakak upayakan di Semarang ini..

Segera ummi, kakak akan berikan kabar baik itu untuk Ummi dan Abi.. 
Mohon doanya selalu..




* kakak, dari kamar atas wisma cordoba *

Inspirasi Sore, dari sedikit menjadi banyak

Lama tak menyapa lembaran blog ini, sore itu tiba-tiba aku merasa tersentak dengan sebuah nasehat. Nasehat sederhana yang, lagi, telah berhasil membuat aku dan hati ku mendengarkan dengan seksama. Ini cerita tentang keberkahan, cerita tentang Logika Langit. Bagaimana kata dan kesertaan ruh mendefinisikan makna 'keberkahan'.

Sentuhan Keberkahan

Daya cipta material adalah kekuatan. Pengorbanan adalah kekuatan. Tapi apa yang dilakukan seorang pahlawan Mukmin jika harta dan sarana yang diciptakannya, dan ingin dikorbankannya di jalan cita-citanya, ternyata tidak sampai memenuhi total kebutuhannya?

Itu adalah sisi kepahlawanan yang lain. Apa yang teruji dalam situasi itu adalah seberapa percaya ia kepada dirinya sendiri, kepada cita-citanya, kepada Allah, di tengah semua keterbatasan itu, seberapa ‘nekat’ ia melawan tekanan keterbatasan itu, seberapa cerdas ia mensiasati keterbatasan itu, seberapa efisien ia dalam keseluruhan hidupnya.

Kamis, 15 Januari 2015

Hati..

Penenang hati, memang hanya dengan mengingat Allah..
Ya, cukup semakin dekat kepada Allah..
Agar Ia tenangkan hati yang sedang bingung karena urusan dunia..
Agar Ia jadikan kegundahan sirna, karena kepasrahan atas keputusanNya sedang membersamai diri..

Jadilah pribadi yang ikhlas..
Ikhlas atas setiap ujian yang menghampiri..
Ikhlas bukan berarti pasrah!
melainkan memaksimalkan ikhtiar dan berdoa penuh harap kepada Sang Pemberi Kebaikan

Ya, Mintalah fatwa hati pada Rabb mu..
Rabb yang menguasai hati..



*Segala Puji Bagi Rabb yang telah menjadikan diri ini semakin tenang :") *

Minggu, 04 Januari 2015

Egois, tidakkah itu terlalu kasar?

Terlalu kasar rasanya jika men-judge diri ini dengan kata-kata itu
Iyakah diri ini egois?
aku hanya ingin menyelesaikan apa yang dulu aku relakan untuk terlantar sementara waktu
tak boleh kah?

Ah, Egois, kata yang rasanya begitu kasar.
bukankah sudah saatnya aku juga sama seperti yang lain?
menyongsong gelar itu dengan segera
sekuat kemampuan ku, seoptimal usaha dan waktu yang ku punya

Kamis, 01 Januari 2015

Nonton Film Assalamualaikum Beijing

Poster Assalamualaikum Beijing

Kamis,1 Januari 2015 pukul 16.20 di Cinema 21 Mall Citraland,Semarang..

Akhirnya, kesampean juga nonton film ini, walaupun awalnya berniat untuk baca novelnya dulu aja sebelum liat filmnya. Tapi apa daya, makin kesemsem dan penasaran dengan jalan cerita Islami- Romantis yang ditawarkan Bunda Asma Nadia.. Check it Out!

Diawali dari kisah patah hati Asma, yang dikhianati calon suaminya di saat tinggal menghitung mundur hari pernikahan mereka. Terlihat tegar dan tegas sikap yang diambil sosok Asma di sini.

Lalu scene langsung beralih ke Beijing, dikarenakan Asma yang mendapat penempatan di sana sebagai koresponden kantor dari Indonesia, yap sebagai seorang penulis di sebuah kolom di koran nasional.

Pertama menjelajah Beijing sendirian, disinilah Asma mulai tak sengaja bertemu dengan Zhong Hwen (bgini penulisannya kira-kira), yang baru sebentar berkenalan dan langsung memberikan buku dongeng berbahasa mandarin ke Asma, buku dongeng legenda dari Yunan tentang seorang Ashima.

Cerita mengalir hingga konflik memuncak antara Zhong Hwen, Asma dan Dewa. Silahkan dicek sendiri bagaimana Cinta menemukan Asma. Yang sudah baca novelnya pasti akan tau akhir cerita ini, tapi akan berbeda saat sang penulis asli berusaha memvisualisasikannya..

Yang saya suka dari film ini (dengan kondisi saya belum baca Novel nya) :
  1. Asma Nadia dengan porsi yang pas, menunjukkan nilai Islami kepada penonton tanpa mengurangi porsi tokoh Islami dalam film ini. PAS! antara Corak Islam di beijing dengan cerita sang Asma dalam film ini.
  2. Asma Nadia konsisten, menunjukkan identitas jilbab sang pemeran dalam film ini, tidak ada satupun adegan dari pemeran berjilbabnya yang memperlihatkan sang tokoh dalam keadaan tidak berjilbab, pun saat berada di rumah atau saat Asma sedang di rawat pun.
  3. Saya tak menyangka, ternyata pemeran tokoh utama dalam cerita ini adalah Asma dan Zhong Hwen, Asma Nadia pandai sekali memainkan alur pertemuan kedua tokoh ini, hingga akhirnya pun walau mungkin bisa di tebak, tapi proses nya menyentuh.
  4. Revalina S. Temat di film ini, cantiiiik banget. Muslimah yang bebas berkarya, namun tak pernah menanggalkan identitasnya sebagai Muslimah yang Taat pada aturan Rabb nya. Termasuk untuk tidak bersentuhan dengan yang bukan mahramnya.
  5. Morgan yang sangat terlihat menjiwai peran ini, perlu diapresiasi dengan 2 jempol saya. (hhe) karena rasanya ada hal sensitif yang kemudian dia relakan untuk lakukan dalam film ini. (Yah semoga ada hikmah dan hidayah buat mas ganteng (kata Asma) satu iitu.aamiin)
Bagi yang belum menonton, Hayuk ini Film yang recomended, Islami tapi juga Romantis.
Two thumbs up buat mba Asma Nadia, ini tawaran segar di penghujung tahun. 


*Thanks a lot buat LinKar yang udah bersedia nemenin nonton ini, dengan kondisi pulang-pulang diiringi gerimis kecil menuju Tembalang <3 br="">