Senin, 25 Agustus 2014

Apa yang (mampu) kau lakukan?

Apa yang sebenarnya kau (mampu) lakukan?

Menonton dan komentar? Itu kah yang kau (mampu) lakukan?

Atau mencari tau sedetail mungkin, dan berusaha (walaupun) secara tak langsung untuk dapat mempengaruhi hasil nya?

Atau hanya berkilah atas upaya seadanya yang telah kau cipta?

Atau bekerja namun hanya disaat kau ditegur seadanya?

Atau bekerja saat Tuhan membersamaimu dengan sulitnya musibah yg menghampiri?

Seringkali, kesadaran perlu terus menerus dipacu, bahkan dengan menghadirkan paksaan.

Agar ketidaksadaran itu segera berganti dengan kesegeraan untuk mengadakan perbaikan.

Kadangkala, kebersamaan lah yang menjadi sarana penyadaran.

Meskipun terkadang PAHIT nya sebuah penyadaran dalam kebersamaan akan kau rasa,

bukankah ia lebih baik dibanding dengan kealphaan yang berlanjut pada kehancuran bangunan kebaikan, akibat ketidaksadaran dari salah seorang pengusungnya?

Bersabarlah kawan, pahit yang kau rasa hanya awalan dari rasa kaget (belum terbiasa,-red) nya dirimu.

Berjalannya waktu akan kau temui manisnya akhir perjalanan dari kebaikan yang diusung atas dasar kesadaran..

Dan Menyadari, disadarkan, menyadarkan, dipaksakan sadar, dan memaksakan agar sadar adalah sebuah Nikmat.. Maka Syukuri lah dan pertanggungjawabkanlah..

Bahwa bergeraknya kau atas kesadaran, adalah hal yang (mampu) kau lakukan..

 

*untuk saudara-saudari ku yang masih Allah perkenankan ada dalam barisan Orang yang SADAR dalam mengusung kebaikan*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar