Minggu, 07 September 2014

Perjalanan ke Bandung (Part I)


Waroeng Steak Jatinagor
Bandung. Kota yang kusinggahi selama hidupku baru tiga kali bersamaan dengan kunjungan ku kali ini. Yap, tanggal 2 September 2014 ini aku mengunjungi kota itu untuk menjenguk adikku yang juga sudah kujanjikan untuk pergi refreshing ke suatu wisata indoor di bilangan Gatot Subroto, Bandung.

Pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Cileunyi, terminal terdekat dengan kos-an adikku, daerah Jatinangor Kabupaten Sumedang. Yap, sekedar informasi, adikku adalah salah satu mahasiswa di kampus Matematika FMIPA UNPAD, tepatnya angkatan 2012. malam itu sekitar jam 19.30 WIB aku sampai di Cileunyi dan beranjak turun bis untuk menemui adikku yang sudah berjanji akan menjemputku di sana. Menunggu sekitar 10 menit, tak lama aku melihat seorang gadis melambai dan mulai mendekati aku yang sedang menunggu, dan benarlah itu adalah Rumaisha, adik pertama ku. Kami bersalaman dan kemudian bergegas menaiki angkot hijau menuju arah kosannya. Di angkot, aku menceritakan kondisi ku yang belum makan malam dan sangaaaat lapar. Dan sejurus kemudian, dia hadirkan beberapa tawaran tempat makan, dan wow nya, pilihan yang diberikan terdengar seperti tempat makan yang 'agak mewah' untuk kalangan mahasiswa jelata yang terbiasa dengan biaya makan murah di Semarang. Namun, ternyata pilihan ku untuk makan jatuh di Waroeng Steak, pikirku, mumpung aku lagi ada uang (Hhehe).

Sesaat, turunlah kami dari angkot dan tak lama sekitar 7 menit berjalan ke arah Waroeng Steak tersebut. Sampainya di sana, Rumrum bertemu dengan beberapa temannya, dan mencoba memperkenalkan aku ke kawan yang ditemuinya, yang kata salah satu dari mereka, aku tak terlihat mirip dengan adikku yang satu ini. Basa-basi pun dilakukan, termasuk bertanya tentang alasan kedatangan ku dari Semarang ke Bandung, dan berakhir dengan ancer-ancer angkutan umum menuju Trans Studio Bandung, tempat destinasi kami esok hari.

Selama menunggu makanan datang, banyak yang kami bincangkan, mulai dari kisah 2 TAB (baru)  dari Smartfren yang dia dapat dari hadiah Kuis selama 1 Bulan penuh saat puasa dulu, hingga kabar kondisi kampus nya. Semua kami bincangkan, dan tanpa sadar aku mengamati dan mendengarkan dengan seksama lagu yang diputar di Waroeng Steak ini, "Edcoustic", Yap salah satu grup akustik Nasyid asal bandung. saat bertanya kepada Rumrum, dia mengakui ini hal yang biasa, toh pun pemilik 'WS' ini juga seorang 'ikhwah', begitu papar nya. Setelah mendengarnya akupun senyum-senyum sendiri, dan mulai menemukan perbedaan antara di Semarang dengan di Bandung. :)


Selesai makan kami pun beranjak pulang, dan lagi-lagi Rumrum mengajakku berjalan kaki menuju kos-an nya. Hmmfp, sebenarnya badan sudah sangat lelah, tapi apa boleh buat ini semua cara yang harus ditempuh. Di sepanjang jalan, ia pun sempat bercerita bahwa di Kampusnya jam malam bagi akhwat adalah waktu Maghrib, hingga pernah ia dapati kejadian mengerikan yang terjadi setelah waktu maghrib, padahal jalur yang harus dan biasa ia lewati ditempuh dengan hanya berjalan kaki, dan kebanyakan itu ia lakukan di malam hari. Jujur, aku tak mau membayangkan bagaimana jika itu yang harus aku lakukan tiap sepulang dari rapat-rapat malam di Kampus dahulu.

Agak panjang perjalanan kaki itu hingga sampai di kos-an Jasmine, yah kurasa ada sekitar 15 menit lebih kami berjalan kaki. Rasanya, itu hal yang biasa bagi Rumrum yang padahal adalah hal yang sangat tak biasa bagi ku yang mobilitasnya banyak menggunakan motor. Sesampainya di kos-an, aku bertemu dengan penghuni kos-an nya yang malam itu sedang berkumpul, aku memperkenalkan diri, dan lagi kudapati respon bahwa wajah kami berdua tak ada kemiripan. Hingga timbullah sebuah banyolan dari Rum, 'Jangan-jangan aku ini anak..' , disambung oleh salah satu temannya, ' anak chiki..' disambung dengan tawa seisi penghuni kos-an, termasuk aku yang juga baru hadir di situ. Aku memutuskan untuk sholat Maghrib dan Isya yang harus aku jama' takhir karena perjalanan menjelang mmaghrib itu.

Selesai sholat, aku pun menyempatkan untuk nonton film di laptopnya, dan memandangai foto-foto sekitar dinding kamarnya, sejenak terpikir, "Beginikah rasanya tinggal sekamar seorang, dan di tempat yang takkan berpindah-pindah. Sungguh berbeda dengan kondisi ku..". Aku yang pendatang ini pun, dipinjami kasur lipat untuk tidur juga seperangkat selimut dan bantal nya. sekitar jam 11.30 aku baru memutuskan untuk tidur, karena esok hari, kami sudah berencana untuk lari pagi di GOR UNPAD dan berangkat jam setengah 6 pagi...

Lanjut ke Part II yaaa :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar