Kamis, 08 Maret 2018

Adab dan Nilai Zaman Millenial.. ckckckck

Yang muda tetap harus menghormati yang tua

Pernah ga sih nemuin macem orang yang saat dikasih masukan sama yg lebih tua, malah meresponnya dengan tanggapan yang kurang sopan?

Saya baru aja nemuin orang macem itu. Benar-benar baru aja, malam ini. Walaupun bukan saran saya yang ditanggapi begitu, melihat adab yang ngawur kepada yang lebih tua, bikin hati ini mulai bergejolak menolak.

Padahal masukan yang diberikan menurut saya sudah disampaikan dengan sopan dan bahasa yang cukup hati-hati agar tidak menyinggung yang punya hajat (orang yang diberi saran). Ada-ada nih anak jaman now. Ngada-ngada aja adab sopan santunnya. Belajar Bahasa Indonesia nya ga tuntas kali ya pas SMP. Kan ada Bab tentang bagaimana tata cara berdiskusi yang dan teknik menolak pendapat berbeda dengan perkataan yang sopan.

Mba yang ngasih saran sabar banget~
Barakallah ya mba sholihaa.. semoga sabarnya istoqomah. Aamiin.

Mungkin karena generasi millenial kenalnya dengan segala sesuatu yang serba instan, jadi dirinya terbiasa santai dimanapun berada.
Mereka tidak terlatih terlibat dalam suasana yang rumit dan memerlukan teknik penyelesaian yang melibatkan banyak aturan dan adab.

Semisal dengan adanya kecanggihan gawai dan internet kita biasa mengganti rapat fisik dengan rapat online. Namun bukan berarti karena diskusi tersebut tidak bertatap wajah, anggota rapat bebas berbicara tanpa aturan dan adab selayaknya rapat. Begitupun saat mengeshare suatu info dan ada anggota yang menanggapi, kita harusnya merespon masukannya dengan baik. Meski saat di grup itu, kita tak saling tatap muka.

Kan kita paham, bahwa pekerjaan lisan yang Allah catat itu tak hanya yang diucapkan oleh bibir, namun juga yang diketik oleh jari untuk berkomunikasi dengan orang lain. Maka dimanapun tempatnya, bagaimanapun kondisinya, adab- adab kesopanan harus tetap diindahkan.

Terlebih dalam kasus ini, yang memberi tanggapan beserta masukan adalah seseorang yang lebih senior daripada yang sedang ditanggapi infonya. Sang senior pun juga sudah menyampaikan masukannya dengan bahasa yang sopan dan berusaha tidak menyinggung perasaan.
Bagaimana ya dia memahami adab berkomunikasi sebenarnya? Hingga dia akhirnya bersikap bahwa percakapan online itu bukan termasuk tempat berbahasa sopan yang tetap harus diterapkan.

Saking bingung nya saya dengan generasi sekarang, saya betul beberapa kali (yah kurang lebih 3 kali), saya mendapati dosen yang mengeluhkan cara mahasiswa nya berkomunikasi dengan beliau. Beliau menyesalkan sikap mereka, yang mengirim pesan melewati waktu istirahat, yang bahasa sms nya tidak sopan seperti menginstruksi yang lebih tua.

Bahkan saya melihat fenomena ini direspon oleh sebuah  Kampus ternama, dengan membuat grafis info terkait adab-adab (Tata Cara) yang harus diperhatikan saat menghubungi dosen. Ini Lucu, sekaligus miris. Di satu sisi ini terlihat sebagai hal sepele namun perlu didikte, namun di sisi lain ini menunjukkan kasus tersebut tak hanya terjadi pada 1-2 dosen saja hingga akhirnya perlu direspon sebegitunya oleh pihak Universitas tersebut.

Anak muda millenial harus belajar lagi menempatkan diri, agar tetap sadar bahwa nilai dan adab tak pernah berubah karena kecanggihan teknologi.