Selasa, 27 Desember 2016

Terjebak Lagi di KAMMI Part.II (Jika Ia Takdirmu, Maka Takkan Pernah Tertukar)

Setelah selesai berkutat dengan KAMMI komisariat MIPA, perjalanan amanah saya di KAMMI tak berhenti di situ. Tawaran amanah datang lagi, pinangan untuk menjadi staf Dept. Kaderisasi KAMMI Semarang datang. Awalnya ingin menolak, tapi.. apa daya InsyaAllah ini akan membuat saya lebih produktif beramal. Ini memang salah satu bidang keahlian saya, Kaderisasi, jadi tawaran ini pun saya rasa cocok dengan kecondongan saya, Bismilah saya terima pinangan itu. ....

Setahun berlalu, amanah di Kaderisasi sungguh serasa berdarah-darah (ini hiperbola aja sih). Personil Kaderisasi yang awalanya ada 8 orang, hingga akhir yang bertahan hanya 3 orang. MasyaAllah, keren kaan. Dan itu kita harus mengkoordinir 16 KAMMI Komisariat Se-Semarang terkait DM 1, MK 2, Penaikan jenjang dari AB 1 ke AB 2 dengan mengadakan seleksi selaku KAMMI Daerah.

Di amanah ini, untuk pertama kali nya berinteraksi dengan ikhwan jurusan sosial yang sholih dan kalem,  yaitu Kadep saya. Beliau angkatan 2008, Mahasiswa Fakultas Hukum UNNES. Beliau salah seorang yang banyak menginspirasi saya, bacaan bukunya banyak, tipenya detail daam hal ilmu. Tapi kekurangannya hanya satu, komunikasinya sangaaaat sulit. Saking sulitnya krn beliau tidak stand by HP, sampai saya pernah tidak sengaja menelpon ke nomor beliau dan yang mengangkat telponnya adalah ibu nya. Bingung dan canggung saat itu. Atau Lucunya, pernah saya SMS beliau dan tidak direspon, tapi tiba-tiba saya melihat update-an facebook beliau beberapa menit yang lalu beberapa saat setelah saya menghubungi beliau. Walhasil, saya jadi cukup paham pola komunikasi yang harus dioptimalkan saat berinteraksi dengan beliau. Kalau SMS tak mempan, saya harus telpon, kalau telpon pun tak mempan, maka perlu di komen di wall facebook beliau, basa-basi tanya kabar dsb. Hhehe. Kadep yang agak unik, tapi saya bangga pernah menjadi bagian orang yang mensupport dakwah beliau di KAMMI Semarang. Maka setiap ada pertemuan saya dengan beliau, pasti secara reflek saya akan memanggil nama beliau dan menyapanya dengan semangat, walaupun terkadang jadi malu karena respon balasan beliau yang tak seheboh saya (pasti beliau juga jadi malu. hhaha. maapkaaan saya pak Kadep).

Di tahun pertama amanah saya di KAMMI Semarang, saya menyamankan diri saya di departemen saya pribadi, tak menghiraukan kebersamaan dengan departemen lain. Bahkan saya cenderung menghindari beberapa orang dengan cara interaksi aneh 'sepanjang masa' beberapa ikhwan. Tapi ya, itu masalah pribadi mereka, saya cukup diam jika tidak mampu berkata lebih baik.

Setelah selesai di KAMMI Semarang 2012-2014, saya memutuskan untuk tidak lanjut di KAMMI Semarang tahun kepengurusan selanjutnya. Lebih tepatnya, saya sepihak merencanakan untuk tidak lanjut, Tapi Allah berkehendak laaaaiiin. 
"Lagi-lagi saya TERJEBAK di KAMMI, KAMMI Semarang tepatnyaaa"
Saya sudah merencanakan untuk tidak lanjut di kepengurusan KAMMI Semarang tahun depan karena ingin memperbaiki akademik saya,ingin menyelesaikan studi saya. Yaa, alasan klasik memang. Tapi Allah Maha Pemilik Rencana, saya yang merencanakan utnuk tak terlibat banyak di KAMMI justru semakin dalam tergabung dalam sistem pengkaderan KAMMI. Tahun 2014 saya diikutkan DM (Dauroh Marhalah) 3 dan juga TPN (Training Pengkader Nasional). Yaaaah, dan ini semakin membenamkan dan melibatkan saya secara intens di KAMMI. Mengoordinir Penyelenggaraan DM 1 di Komisariat se-Semarang, merasakan treatmen lebih sebagai seorang kader penggerak KAMMI. 

Yah, rencana awal hati masih bersikukuh. Begitu pelaksanaan Musyda dan terpilihlah Ketua KAMMI Semarang yang baru, saya merasa agak bersedih karena tak bisa lagi membersamai patner saya yang sedari dulu besar di Komisariat, ikut berdoa agar Allah menguatkan pundaknya menerima amanah ini. Tapiiii, realita tak selalu seindah rencanaa. Allah berencana lain, saat pembentuka tim Formatur, nama saya dicatut masuk di dalamnya. Mau-tidak mau untuk kesekian kalinya saya dijebak lagi di KAMMI.. (saya merasa terjebak, dan menuliskannya sambil tersenyum.hhehe) Ini semua karena Ketumda Demisioner yang merekayasanya sehingga saya akhirnya masuk dalam daftar tim Formatur. Tak sampai di situ, dalam perencanaan kepengurusan yang dibahasdi tim formatur pun lagi-lagi saya diincar untuk dijadikan PH. Saya masih berusaha menghindar dengan segala daya upaya. (hhahaahaa). Hingga saya menemukan kondisi bahwa memang sulit mencari orang yang mau terlibat aktif di KAMMI Semarang, dan hati akahirnya mulai luluh.. Diantara dua pilihan (tawaran amanah), saya kemudian menyanggupi diri untuk menjadi Staf BPO KAMMI Semarang 2014-2016. Dan amanah inilah menjadi awalan baru sesungguhnya selama saya di KAMMI..


to be continued..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar