Kamis, 03 Mei 2018

Wangi itu Berubah Bau :(

Baru banget denger pepatah,
"Jauh bau bunga, Dekat bau bangkai".

Pertama ditegur pake kata-kata ini langsung ngerasa DEG!! Langsung mikir apa ya yang membuat dekat jadi bau bangkai? Kok bisa? Tapi begitu renungan ini disangkutpautkan dengan kejadian beberapa hari sebelum 'teguran datang', bener juga sih, ada banget korelasinya.

Saat berjauhan celah jelek kita akan sulit terlihat oleh orang lain. Namun saat berdekatan disertai intensitas pertemuan yang banyak, akan terbukalah segala pintu tampaknya kejelekan kita.

Jadi teringat nasihat sahabat Nabi, Umar bin Khotthob, Jangan mengaku ia mengenal seseorang sebelum ia bermalam dengannya. Iya banget kan? Kalo cuma kenal sebatas say hey! Ga akan kenal sama dalamnya, dengan kita yang sudah pernah bermalam bareng mereka. Secara, kita tau jeleknya kebiasaan sebelum tidur, saat tidur dan bangun tidurnya seseorang tersebut. 😂

Nah, rindu itulah yang dulu membuat wangi bunga itu muncul di antara interaksi kami berdua. Begitu tak ada lagi jarak, pertemuan terjadi begitu seringnya, tak ada jeda nya, bau bunga itu perlahan jelas berganti.. mungkin benar, ia berubah menjadi bau bangkai. Karena setelah bersama, kami semakin sering bertengkar. Nasehat yang dulu mudah sampai ke hatinya, kini makin sulit. Emosi kami berdua jadi mudah tersulut.

Entahlah.. aku juga sedang banyak merenung.. apa yang perlu diperbaiki dari cara kami berinteraksi?

Jika pribadi yang baik itu telah melekat pada diri ini, kan seharusnya pepatah itu tak berlaku ya? Karena, meskipun dalam kondisi berdekatan maupun berjauhan, yang nampak dan tercium dari perilaku kita tetaplah sama-sama wangi bunga.

Tapi manusia satu ini masih terus belajar, bukan makhluk sempurna. Ya Rabb mudahkan dan lembutkan hati juga lisan ini, agar dalam berbagai situasi tetap dalam lingkaran sifat kebaikan. Aamiin.. 😣

Tidak ada komentar:

Posting Komentar