Selasa, 08 Mei 2018

Reconnect With Qur'an (Part 1)


Pernah ga sih merasa ga bersemangat saat membaca Qur'an? Atau pernah ga sih merasa capek saat baca Qur'an? Atau..atau.. merasa membaca Qur'an setiap harinya adalah sebuah beban?

Kalo saya *PERNAH BANGET* merasa seperti itu!

Terlebih kalau lagi hectic sama agenda harian yang padat, atau selesai suci dari haid (yang hampir seminggu tidak bersinggungan langsung dengan Al-Qur'an).

Jujur secara pribadi, saya lagi mencari-cari nasehat yang menggugah agar bisa lebih bersemangat membaca Qur'an.

Sampai suatu ketika saya menemukan ceramah singkat tafsir ayat oleh ust. Nouman Ali Khan di youtube terkait Cara Mengetes Apakah Diri Kita Termasuk Pribadi Rendah Hati. Saya merasa tergugah dan tersadar dengan analogi yang beliau sisipkan, bahkan termasuk juga penitik beratan beliau pada kata-kata yang dipilih Allah dalam ayat tersebut, semisal pemilihan kata jika dan ketika yang berbeda maksud.

Bisa kalian cek videonya di link ini.

Maka, saat ada info ust. NAK akan datang ke Indonesia, saya bersegera mendaftarkan diri ke panitia acara tersebut. Alhamdulillah dengan izin Allah saya pun bisa menghadiri langsung kajian beliau 6 Mei lalu di Istiqlal (meski dengan keterbatasan pemahaman Bahasa Inggris saya dalam memahami lecture dari beliau).

Sedikit yang saya catat kala itu..

Berawal dari Euforia tayangnya film Infinity War dari para penikmat Marvel. Beliau menceritakan mereka (penonton tsb) sangat antusias, merasa penasaran, ikut membayangkan dan berekspektasi terhadap keseruan yang akan diterima saat menonton film tersebut. (tambahan saya- Bahkan mungkin termasuk merasa gregetan saat ada pihak yang spoiler dengan isi ceritanya ya, karena sebegitu inginnya merasakan juga sensasi menonton langsung film tersebut.)

Begitulah kondisi orang yang sudah terikat- terhubung dengan sesuatu, ia akan punya 'feeling yang kuat'. Ia akan merasa antusias terhadap apa-apa yang berkaitan dengan hal tersebut. Akan selalu merasa penasaran dan selalu bersemangat tanpa terbesit bosan membicarakan hal yang berkaitan dengannya.

Harusnya begitulah kita bisa memposisikan diri agar bisa merasa selalu terhubung/terikat (connect) dengan Al-Qur'an. Kita harus mempunyai 'feeling yang kuat' terhadapnya.

Lagi, diceritakan tentang seorang ibu hamil dan bayi dalam kandungannya. Kita diingatkan bahwa sang ibu dengan segenap cintanya, segenap hidupnya menjaga sang buah hati terkasih. Memberinya makan, memastikan sang bayi selalu sehat tanpa kekurangan suatu apapun. Tapi, apakah sang bayi mengetahuinya? Tidak! Sang ibu melakukan semua pengorbanan itu tanpa sepengetahuan si bayi.

Begitulah analogi perlakuan Allah kepada para hambaNya. Allah memberikan segenap penjagaan, perhatian yang begitu mendetail kepada setiap makhlukNya tanpa sepengetahuan mereka. Begitupun saat Dia menurunkan Al Qur'an. Ia turunkan dengan penuh cinta dan kasih sayang, Ar Rahman.

Penekanan yang diberikan adalah, kita perlu menanamkan satu hal ini sebelum membuka dan membaca Qur'an,

"Bahwa Allah menjadikan Al- Qur'an ini ada adalah untuk kebaikan dirimu, untuk menjaga mu. Ia hadir sebagai tanda sayang untuk mu. Al Qur'an ini bukan untuk para Nabi atau para sahabat, tetapi untuk dirimu."


To be continued..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar