Jumat, 05 Juli 2013

Miris.. mati listrik me-nomordua-kan Ibadah mu kah? :'(

Percakapan pagi itu oleh seorang ibu yang sudah cukup ku kenal,agak menyentakkan persepsi ku selama mengenal beliau.. beliau sudah berumur mungkin sekitar 55 tahun lebih, kurang tau pastinya, tapi yang aku tau beliau bekerja menjual sarapan pagi keliling setiap harinya..saat mampir di kos ku sering terdengar kata2 semacam bismillah dannhal2 lain yang memang cukup membuat senang karena semuru beliau ternyata masih suka mengucapkan kalimat thoyyibah semacam itu.. tapi..

Beberapa hari itu daerah kos ku memang sedang dilanda listrik mati di malam hari, bahkan malam tadi, (aku rasa) adalah mati listrik terpanjang selama seminggu ini, karena mati listrik berlangsung dari maghrib hingga jam 2 pagi, saat jam 2 pagi listrik menyala, tapi kurang beruntungnya listrik kembali mati dari jam setengah 4 hingga jam 5 kurang 15 menyala lagi.. 

Saat itu ibu yg kami akrab panggil dengan 'mbah' pun menceritakan keluhannya terhadap mati listrik yang beruntun menyapa daerah kami.. yang beliau keluhkan, mati listrik membuatnya repot karena beliau harus memasak-menyiapkan dagangannya sambil memegangi lampu templok agar masakannya siap dijual, kurang beruntungnya nasi nya terasa aroma gosongnya karena mati lampu yang membuat beliau lupa saat memasak nasi tersebut..

Tiba pada suatu statemen dimana..
"Ya,tadi pagi aja mba sampe ga sholat (subuh).."
Aku terhentak!..
hingga rasanya hati ini tidak bisa menahan gejolak untuk menasehati pemahaman beliau, tapi sembari berpikir bagaimana menyampaikannya.. hingga akhirnya aku berstatement,
"Mbah, (alhamdulillah) disini lampunya nyala pas rakaat pertama sholat subuh.." (yang maksud ku menyampaikan ini adalah ingin menunjukkan bahwa kami pun walau mati listrik tetap melaksanakan sholat Subuh), tapi ternyata jawaban 'Mbah' berbeda dari anggapan ku,
"Ya,mbah kan ga sempet mba.." jawab beliau
Hmmm.. statement yang menguatkan frame-ku bahwa beliau merasa Sholat TIDAK LEBIH PENTING dibandingkan menyiapkan dagangannya..
Ya, mungkin sebatas itulah beberapa orang dewasa memaknai ibadah kepada Rabb-Nya, tak sedalam mereka memenuhi kebutuhan dunia nya.. 
Wallahua'lam bishshowab..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar