Sabtu, 03 Mei 2014

Kalah PEMILU !! #AYKTM

Yap, PEMILU.. Setelah Kalah, kemudian apa langkah selanjutnya?
MARAH? STRESS? MUTUNG? LARI DARI MASALAH?

Rasanya kami tidak diajarkan untuk menjadi pribadi seperti itu..
Coba simak penggalan ayat dalam Al-Quran ini..

Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan maka berlindunglah kepada Allah.  Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. 
(Quran Surah Al-A'raaf ayat 199-201)

Ini adalah ayat yang mendasari Perintah Akhlaqul karimah bagi seorang muslim. Allah dan RasulNya mengajarkan bahwa setiap muslim haruslah bersikap pemaaf. Pun dalam hal PEMILU ini, Betapa seringnya peluh dan lelah yang hadir menjadi saksi pengorbanan kita dalam ajang ini, berharap kedekatan hati antara kami dengan mereka terjalin, dan mereka kelak akan mempercayai kami untuk bisa menjadi perwakilan mereka di pemerintahan sana. Namun, saat ternyata usaha-usaha itu belum mampu mengubah persepsi mereka, walaupun mereka yang sebelumnya sudah berjanji mempercayai kami untuk menjadi wakilnya, nyatanya yang berlaku adalah sebaliknya, dimana (seolah-olah) yg memberi efek nyata untuk hari itu lebih besar lah yang akan menjadi jawara di hati mereka (red;uang). 
Ya, setelah hasil ini sudah dihadapan, berbedanya janji-janji massa kepada kami, berbedanya hasil dengan harapan, apa yg seharusnya kami lakukan? MARAH? yap, banyak alasan agar kami marah. Tapi sebenarnya bukan itu yang Allah ingin lihat sebagai respon kita. Dalam ayat di atas ada 3 poin yang bisa di cermati, yakni :
  1. Ayat ini diturunkan Allah kepada Rasulullah SAW pada saat da'wah di Mekkah, dimana saat berda'wah di Mekkah adalah masa-masa tersulit da'wah Islam masa itu. Dimana Mekkah saat itu masyarakatnya memiliki perangai atau akhlak yang buruk dan banyak alasan untuk kemudian mundur dari berda'wah di sana.
  2. Bagaimana kita menyentuh fitrah mereka tanpa menggunakan kekerasan.
  3. Saat disakiti oleh mad'u kita, Allah memerintahkan kita untuk Berlapang Dada, Memaafkan dan kemudian Berda'wah lagi.
Mari renungi lagi ayat di bawah ini..

Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): "Masuklah ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)." Dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim. dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-KitabNya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat. 
(Quran Surah At-Tahrim ayat 10-12)

Dalam ayat tersebut, Allah memberikan perumpamaan 4 wanita sebelum zaman rasul :
  1. Dimana wanita pertama dan kedua yang dimaksud, adalah seorang istri Nabi. Yakni Istri dari Nabi Nuh, dan Nabi Luth, kedua istri Nabi yang durhaka kepada Allah.
  2. Dimana wanita ketiga ini adalah Asiyah, Istri Fir'aun- Raja yang sombong terhadap Allah. Namun ternyata Asiyah merupakan sosok wanita sekaligus istri yang sholiha, yang taat kepada Allah.
  3. Dimana wanita terakhir adalah Maryam, Wanita suci yang Allah Ta'ala pilih sebagai ibu dari Nabi Isa a.s, wanita yang sholiha dan taat kepada Allah.
Belum tercapainya lagi target dalam jihad siyasi ini, harus di maknai lebih dalam dan lebih positif..
Bagaimana jikalau ternyata takdir yang Allah hadirkan ini adalah sebagai ujian seperti layaknya Allah menunjukkan betapa Cinta nya Dia kepada Nabi-Nabi Nya. Saat menghadapi kondisi ini, kita perlu kemampuan membaca dengan baik takdir yang Allah hadirkan ini. Perlu melihat posisi sifat Ar-Rozak Allah (Maha Pemberi Rizki), Sifat 'Aliim (Maha Mengetahui) Allah dalam takdir-takdir tersebut. Dimana disaat positif memandang setiap kepingan takdir hidup kita, bisa membaca takdir Allah dengan baik, akan menghadirkan penyikapan yang baik terhadap takdir Allah. teringat penggalan do'a Rabithah..
"Wa ahyihaa bi ma'rifatik.." (Hidupkanlah kami dalam ma'rifah-Mu..)

Maka kesimpulannya adalah.. 
Apapun Yang terjadi Kami Tetap Melayani, Kami Tetap Mencintai.. Karena Islam mengajarkan untuk berlapang dada, memaafkan dan kembali mengajak kepada ma'ruf (kebaikan)..
:D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar