Senin, 04 Februari 2013

Menggantikan atau yang Tergantikan ??



Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai  mereka dan mereka pun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah , dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” (Qur’an Surah Al-Maidah ayat 54)


Teringat sebuah kejadian kecil, saat ada Undangan Syuro yang ternyata Jarkomnya tak sampai  kepada salah seorang peserta syuro, saat itu undangannya adalah syuro di pagi hari. Sebenarnya si peserta syuro ini telah diberitahukan kabar adanya undangan syuro ini, sehari sebelum syuro diadakan, dikabarkan oleh seorang temannya  (yg sbenarnya juga blm mendapatkan jarkoman syuro, namun mengetahuinya dr teman lain juga) dan diajak untuk menghadiri syuro tersebut, namun tanggapannya biasa saja, dan menampakkan ia sudah mendengarnya.

Esok harinya, saat semua orang sudah bersiap untuk barangkat syuro, ternyata (sebut saja namanya) fulan ini belum bersiap-siap, malahan sedang menyibukkan dirinya di depan laptop, dan kurang merespon ajakan bersiap untuk ikut syuro, dengan respon yang baik dan menyenangkan. Sudah 4 orang yang mengajaknya berangkat syuro, namun respon yang didapatkan adalah sama, ia tidak mau berangkat Syuro dikarenakan tidak mendapat SMS jarkoman undangan syuro. Padahal mungkin jika diulas alasan mengapa jarkoman itu tidak sampai sangatlah banyak, namun buka itu yang akan dibahas. Teringat ada sebuah celetukan dari seorang kawan tentang kejadian ini, ia berkata,

“Kok ga ikut syuro? Mau digantikan atau mau jadi yang menggantikan?”
Sekilas mungkin tidak terlalu paham, apa maksud dari kalimat tadi. Namun jika kalimat tadi disandingkan dengan penggalan surah Al-Maidah ayat 54 tadi, akan jelas maksudnya. Yakni saat ada panggilan kebaikan dan kita tak menyambutnya segera maka kita termasuk orang-orang yang tak bersegera dalam menjemput peluang kebaikan itu. 

Teringat seorang Ummahat berkata bahwa, Masuk surganya seseorang itu bukanlah dikarenakan perkara amalnya, begitupun dengan Rasulullah SAW, Beliau tak masuk surga dikarenakan Amalannya. Dia jadikan seseorang masuk ke dalam surga bukan karena amal nya melainkan karena Rahmat Allah atas dirinya. Namun yang sering kita pahami adalah orang yang banyak beramal akan semakin mungkin untuk Allah tempatkan di surga. Karena amal sholih sekecil apapun adalah peluang Allah melimpahkan Rahmat-Nya kepada kita, maka saat kita beramala lebih besar, maka peluang-peluang Allah merahmati kita akan lebih banyak dibanding mereka yang sedikit beramal.

Maka mengapa tak bersegera dalam beramal? Bukankah Da’wah tak MEMBUTUHKAN kita?  
Dengan atau tanpa kita, ia akan terus berjalan, maka yang ada adalah bersegera atau Tergantikan!  Tergantikan oleh generasi yang Allah lebih mencintai mereka dan Mereka mencintai Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar