Senin, 16 Maret 2015

Mahasiswa.. Oh Mahasiswa..

Subhanallah, Maha Suci Allah (dari segala kesalahan)..

Sebelumnya perkenankanlah saya, seorang mahasiswa biasa di FSM UNDIP, menyampaikan pikirannya kepada blogwalker sekalian tentang banyaknya keraguan aktivis senior yang kini ada di luar status mahasiswa terhadap para penerusnya di kampus-kampus seantero jagad Indonesia..

kakanda, yang sudah lebih dahulu berjuang menegakkan tonggak reformasi dengan segenap darah, materi, waktu dan pengorbanan akademik nya, maafkan kami jika engkau merasa kami sedang teralihkan perhatiannya dengan targetan akademik dan alternatif berprestasi dengan lebih kreatif.

kakanda, maafkan kami yang tak seheroik dirimu, yang berkumpul setelah pembungkaman Hak Asasi Berpendapat yang telah berpuluh tahun dilakukan oleh rezim saat itu, yang menyelamatkan Indonesia dari kedaruratan dan kesekaratan.

Aksi Turun ke Jalan 'Penerapan UKT UNDIP'

kakanda, maafkan kami yang kau rasa tak pernah berhasil muncul di media massa yang kau pantau saat sedang menjalankan kewajiban kami menyampaikan kebenaran, baik itu secara tidak langsung ataupun dengan turun ke jalan.

kakanda, sudah berapakah anak-anak mu? sudahkah ia sebesar kami? sudahkah sampai kau ajarkan kepadanya makna dari menyampaikan kebenaran? Ah, kami yakin kau sudah menyampaikannya..

kakanda, taukah kau turun ke jalan sebagai panggilan yang kita anggap sebagai kesadaran nurani terhadap pembelaan hak rakyat itu, dianggap salah oleh orang-orang tua kami. Dianggap Ekstrem dan tak pernah diajarkan oleh sebagian besar orang tua kami.

Aksi Berprestasi MAWAPRES UNDIP
Kakanda, karena stigma itu, kami pun berfokus untuk belajar, mencari uang untuk keluarga, dan berprestasi sebanyak mungkin untuk menaikkan rasa bangga kedua orang tua yang kami cintai itu.

kakanda, kami memang berlatar belakang berbeda dengan zaman mu, zaman dimana kebaikan dengan jelas DIBUNGKAM!

kakanda, bukankah tujuan aksi turun ke jalan adalah menyampaikan kepada rakyat bahwa Hak-hak nya sedang di rampas?  Agar kemudian rakyat ikut turun dan menyuarakan hal yang sama bersama para intelektual muda. 

Tapi jika rakyat yang ada saat ini saja memandang sebelah mata kami yang membolos untuk 'aksi'  dan ternyata tidak mendukung jalan yang kami pilih, sementara di sisi lain kami pun mempunyai kewajiban untuk lebih dahulu menyadarkan teman-teman seperjuangan kami yang sedang terlena dan menyimpan kebaikan dan kebenaran hanya untuk dirinya sahaja, beberapa dari kami sudah sadar tentang hal ini dan sedang terus menerus berusaha memperbaikinya dengan menampilkan ajakan sesuai dengan bahasa yang menjadi objek yang sedang kami pengaruhi.

TAPI TERNYATA..

to be continued..





Tidak ada komentar:

Posting Komentar