Lisan,anggota
tubuh satu satunya yang tak bertulang.
Banyak nian ujian itu berasal dari lisan
setahun pun belum usai ujianku atas tingkah bermacam lisan
Ia begitu ditunggu nasihat dan kalimat
menenangkannya,
Namun juga bisa mencabik dan membuat ubun-ubun kepala terasa mendidih,
menahan amarah karena jahatnya perlakuan lisan pada sang hati
Hati, bagian dari diri yang tak kasat dalam pandangan
Ia ada,punya kuasa, punya asa, juga bahkan punya rasa
namun luka yang ia rasa tak jarang tiada yang mengiba
merasa kata yang menyayat jiwa, takkan seperih kulit yang terluka
berdarah-darah
lisan, ia sepele namun berpengaruh besar
berpengaruh menenangkan kegalauan hati yang menanti angin segar
penyubur asa dan harapan
lisan, ia mengagumkan tapi mampu menjatuhkan
menjatuhkan setiap diri yang merasa lisan selalu benar dan tak punya
celah untuk melukai sang nurani
aku dan lisan ku
aku dan hati ku
mereka itu satu,tapi aku yang masih tak mampu
tak mampu menjadikan setiap laku kata,sejalan dengan lembutnya karsa
hati
tak mampu menjadikan asa baik sang nurani, beriringan dengan bijaknya
tutur sang lisan
aku yang sering terjebak, dalam dilema diri
antara kejujuran yang pahit dengan angan hati yang ingin dimengerti
aku yang sebenarnya ingin berontak dengan segenap kuasa ku, dengan
segenap lisanku..
lagi-lagi tak mampu berkutik saat hati berbisik, ‘siapkah kau menyakiti
banyak hati? Siapkah kau dibenci banyak mata? Siapkah kau dicap sebagai pribadi
tak tahu diri?’
aku yang menjadi contoh
aku yang menjadi sandaran
aku yang menjadi pijakan kebaikan
tak bolehkah aku mengatakan, tentang kebenaran walaupun ia terseret
bersamaan dengan kepahitan?
Tak bolehkah aku mengungkapkan rasa hati atas setiap ketidaknyamanan
lisan-lisan?
Tak bolehkah aku mengadu pada siapa saja,tentang lisan yang masih
berusaha belajar memahami hati, dan tentang hati yang teru berusaha memaklumi
tingkah polah sang lisan?
Aku, hati dan lisanku..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar