Seperti biasa saat membuka beranda youtube, vlog terbaru
Gita Savitri adalah hal pertama yang saya cari. Ternyata video terbarunya kali
ini menyinggung nama seorang Ustadz yang baru saja berkunjung ke Berlin saat
itu, yakni Nouman Ali Khan.
Gita menyampaikan rasa nyamannya terhadap gaya penyampaian dan konten ceramah dari sang ustadz. Sontak setelah selesai dengan vlog tersebut, saya beralih mencari video-video tentang sosok ustadz ini. Muncullah beberapa rekomendasi video beliau, dan langsung ada satu pilihan yang membuat mata saya fokus tertuju. Penyampaian beliau yang membahas sikap Rendah Hati beserta Ciri-Cirinya, silahkan cek link nya berikut ini..
Gita menyampaikan rasa nyamannya terhadap gaya penyampaian dan konten ceramah dari sang ustadz. Sontak setelah selesai dengan vlog tersebut, saya beralih mencari video-video tentang sosok ustadz ini. Muncullah beberapa rekomendasi video beliau, dan langsung ada satu pilihan yang membuat mata saya fokus tertuju. Penyampaian beliau yang membahas sikap Rendah Hati beserta Ciri-Cirinya, silahkan cek link nya berikut ini..
Karena terdapat terjemahan bahasa Indonesia pada
video itu, saya pun tanpa ragu meng-klik link tersebut dan menontonnya hingga
selesai. Tak rugi, banyak hal yang mencerahkan dari singkatnya penyampaian
beliau dalam video itu.
Beliau membahas sebuah ayat yang menjelaskan
ciri-ciri orang yang rendah hati yakni Quran
Surah Al- Furqon Ayat 63. Dikatakan bahwa kategori pertama orang disebut
rendah hati, adalah saat dimana ia berhadapan dengan lawan bicara yang jahil,
yang pemarah, yang berkata kasar bahkan menyakiti perasaan hatinya, maka ia
kemudian Qoluu Salaman.
Beliau memberikan contoh yang sangat dekat dengan
keseharian kita, semisal saat mengendarai mobil dan menemui pengendara yang
menjengkelkan. Bahkan kita mendapati sang pengemudi dengan santainya memaki
kita, dianggapnya insiden tersebut adalah kesalahan kita sepenuhnya. Beliau
mencontohkan respon-respon manusiawi yang sering kita nampakkan atas insiden
seperti ini, semisal membunyikan klakson dengan keras dan penuh emosi kepada
pengendara lain tersebut.
Beliau kemudian menerangkan apa yang dimaksud
dengan Qoluu Salaman.