Katanya media yang sengaja dibuat untuk memperluas jaringan pertemanan. Tapi justru ada ketimpangan dari segala maksud baik diciptanya media sosial. Banyak kita temui, semakin meluasnya kebiasaan hidup pamer, kebiasaan mengomentari dan men-judge kehidupan orang lain, hingga pada kebiasaan menebar kebencian antar pengguna media sosial. Walaupun Jika memandang adil, banyak juga kita temui sisi positif dari adanya media sosial ini. Seperti sarana hiburan berbagi cerita lucu, cerita menginspirasi, sarana para psodusen barang-jasa mendekatkan diri dengan konsumennya, bahkan hingga bertemu dengan jodoh sekalipun.
Namun, banyak isu yang kini mulai membuka mata kita tentang betapa tidak sehatnya para netizen menggunakan fasilitas media sosial saat ini. Jadi teringat sebuah film Indie Korea (maklum, aku penyuka film korea ^^), judulnya SocialPhobia. Berkisah tentang seorang gadis yang sangat amat tertutup dengan dunia sosial di kehidupan nyata nya, namun menjadi sosok yang amat vokal mengomentari kehidupan sosial orang lain di dunia maya. Hingga suatu ketika dia bunuh diri setelah beberapa netizen mendesaknya untuk meminta maaf atas ujaran kebencian yang dia lontarkan melalui akun twitternya, diduga karena rasa takut dan tertekan atas desakan dan ujaran kebencian yang balik menimpa dirinya di dunia maya.
Betapa, ternyata psikologis manusia tak pernah berbeda antara di dunia nyata dan dunia maya. Maka tak sepatutnya kita sebagai, manusia yang dikaruniai rasa dan karsa, dengan brutal menghakimi segala kekeliruan yang terjadi di dunia maya.